Ilustrasi kecelakaan. (freepik.com/jannoon028)

NEWS

Kecelakaan Bus Pariwisata di Tol Cipularang, Pakar: Menhub Harus Bicara

Kamis 26 Des 2024, 16:54 WIB

POSKOTA.CO.ID - Pakar Transportasi Djoko Setijowarno, menilai peristiwa kecelakaan bus rombongan peziarah di KM 80 Tol Cipularang membuka tabir ketidakseriusan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Ini seperti fenomena gunung es. Menteri Perhubungan harus bicara jangan bisu, kalau enggak mau ngurusin yang kaya gini mundur saja jangan jadi menteri," tegas Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat saat dihubungi Poskota.co.id, Kamis, 26 Desember 2024.

Menurut Djoko, pemerintah menjatuhkan sanksi bagi perusahaan bus yang lalai terhadap tertib administrasi. Ia menyebut, masih banyak perusahaan bus yang tidak tertib administrasi.

Jika pemerintah tidak serius dalam penegakan, maka tidak menutup kemudian kecelakaan pada setiap musim liburan terus terjadi.

"Kita butuh Menteri Perhubungan yang peduli, jangan diem saja. Kecelakaan nggak bakal henti. Nanti sampai tahun baru, ada lagi aja di mana," ungkap Djoko.

Selain Kemenhub, polisi juga harus berani memperkarakan pengusaha bus, jangan hanya sopir dan kernetnya saja. 

Menurutnya, selama ini pemilik atau pengusaha PO Pariwisata jarangan ditindak tegas. Kemudian penyelenggara juga wajib dimintai keterangan terkait alasan memilih bus tersebut.

"Selama sopir yang kena. Percuma, jadi percuma sopir kan, pemilik bus gak pernah diperkarakan, ngundang EO-nya saja gak pernah. Kalau pun diperkarakan tuh hanya sebatas berita aja, abis itu gak mana masuk penjara," keluh Djoko.

Djoko menyebut, masyarakat pun mesti selektif memilih bus untuk angkutan rombongan. Masyarakat patut memperhatikan masalah bus tidak berizin serta tak laik jalan, jangan tergiur tarif murah tanpa jaminan keselamatan.

Selanjutnya, masyarakat harus memperhatikan KIR pada bis yang akan digunakan, termasuk riwayat kecelakaan hingga berapa sopir yang didapat saat menyewa bus. Sebab, bagaimana pun sudah sangat banyak kecelakaan terjadi karena sopir kelelahan atau mengantuk.

"Pastikan sopirnya ada dua, bukan kernet. Jadi bisa gantian nyopirnya, bawa kendaraan itu ada  batas maksimal untuk istirahat," kata Djoko.

Selain itu, kata Djoko, ada tiga masalah krusial yang kerap menyebabkan kecelakaan bus di Indonesia berdasarkan data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), yakni jumlah sopir bus dan truk di Indonesia berkurang, lalu rasio dengan jumlah kendaraan yang beroperasi sudah masuk dalam zona berbahaya.

Selanjutnya, kemampuan sopir dalam mengoperasikan kendaraan serta pendeteksian dini atas kondisi kendaraan sangat rendah.

Kemudian, terkait pembagian waktu kerja, waktu istirahat sopir bus dan truk di Indonesia sangat buruk. Sebab faktor terakhir tersebut bisa menjadi penyebab kecelakaan karena micro sleep.

"Waktu dini hari itu kecelakaan tertinggi antara pukul 00.00 WIB sampai dengan pukul 06.00 WIB Itu paling tinggi dan yang paling tinggi di tol," terang Djoko.

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

Tags:
Kemehubkecelakaan-bustol cipularang

Ali Mansur

Reporter

Febrian Hafizh Muchtamar

Editor