POSKOTA.CO.ID – Kinerja Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meningkat pada dua tahun terakhir. Salah satunya karena tidak ada serangan terorisme di Indonesia.
Kondisi tidak ada serangan yang disebut zero terrorism attack ini membuat peringkat Global Terorism Index Indonesia naik dari posisi 24 menjadi 31.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala BNPT, Komjen Pol. Eddy Hartono, pada pernyataan pers akhir tahun BNPT, di Jakarta, Senin 23 Desember 2024.
Kondisi ini tentunya membuat Indonesia masuk dalam kategori low impact, dari sebelumnya medium impact.
Meski begitu, kondisi tersebut tak boleh membuat lengah. Karena menurut BNPT, propaganda kelompok radikal lewat media sosial sangat massif.
Menurut Eddy, sepanjang 2024, BNPT bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) berhasil memblokir sebanyak 180.954 konten berbahaya.
“Karena isinya menyebarkan paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme di ruang siber," jelas Eddy dalam pernyataannya.
“Sebagian besar konten tersebut merupakan propaganda dari jaringan teroris. Seperti ISIS, HTI, dan JAD yang secara aktif menyebarkan ideologi kekerasan melalui platform digital,” tambahnya.
Menurut Eddy, pencegahan adalah kunci utama dalam menangani ancaman terorisme. Dan ini jadi yang utama bersama kementerian Lembaga, sehingga Indonesia ini bebas dari ancaman terorisme.
Selain memblokir akun medsos penyebar paham radikal dan terorisme, BNPT juga melakukan kontra narasi yang disebarkan lewat media sosial.
Ini dsebut sebagai langkah strategis yang menjadi bagian dari upaya preventif BNPT dalam mencegah penyebaran paham terorisme di dunia maya.
“Dari temuan Indonesia Knowledge Hub (I-KHub) BNPT Outlook, kelompok teroris sering memanfaatkan ruang digital untuk melancarkan aksinya. Mulai dari merekrut anggota, menyebarkan doktrin ekstremisme, hingga merencanakan aksi kekerasan,” paparnya.
Selain itu, BNPT juga aktif melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya radikalisme.
Upaya ini tentunya dilakukan untuk mempromosikan kerukunan antarumat beragama, sekaligus memutus rantai radikalisme di Indonesia.
“Langkah tersebut juga merupakan bagian dari perwujudan Asta Cita Presiden RI yang menitikberatkan penguatan Ideologi Pancasila, demokrasi, dan HAM. Serta menciptakan kehidupan harmonis dalam konteks budaya, lingkungan, dan toleransi beragama,” tandasnya.
BNPT juga berkomitmen menjaga keutuhan bangsa dan melindungi masyarakat dari pengaruh buruk ideologi kekerasan yang mengancam stabilitas negara.
Dengan solidnya antar sektor terkait, Eddy optimis Indonesia dapat terus mempersempit ruang gerak kelompok teroris, baik di dunia nyata maupun maya.
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.