Soroti Serius Kasus Pemerasan Penonton DWP Asal Malaysia  oleh Polisi, LBH Jakarta: Jangan Dianggap Enteng, Tapi Ini Masalah Serius!

Minggu 22 Des 2024, 22:19 WIB
Penonton DWP asal Malayia, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta menyoroti kasus pemerasan oleh 18 anggota Polri. (Instagram DWP Official)

Penonton DWP asal Malayia, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta menyoroti kasus pemerasan oleh 18 anggota Polri. (Instagram DWP Official)

POSKOTA.CO.ID - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta menyoroti kasus pemerasan oleh 18 anggota Polri terhadap penonton Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 asal Malaysia sebagai masalah serius. 

Direktur LBH Jakarta, Fadhil Alfathan, menegaskan bahwa peristiwa ini lebih dari sekadar kesalahan individu. Namun pihaknya menyoroti bahwa tindakan tersebut mencerminkan masalah struktural dalam tubuh Polri yang perlu segera diatasi.

"LBH Jakarta menilai bahwa kejadian ini bukan hanya sekadar masalah oknum belaka. Kejadian ini harus dipandang sebagai bagian dari permasalahan serius yang sudah berurat berakar dalam tubuh Polri secara institusional," tegas Fadhil Alfathan dikutip Poskota melalui keterangan tertulisnya, Minggu 22 Desember. 

Dikatakannya, seharusnya institusi sesuai jargonnya  melakukan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat. Namun pada kenyataannya malah mencoreng nama baik Indonesia dimata negara tetangga. 

"Akibatnya, Polri makin jauh melenceng dari mandat konstitusionalnya sebagai alat negara yang bertugas melakukan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat serta melakukan penegakan hukum," sesalnya.

Mengenai modus yang dilakukan para pelaku dengan melakukan test urine kepada para penonton tersebut sudah melenceng. Hal ini lantaran apa yang dilakukan tersebut hanya bisa dalam konteks penyidikan. Dengan demikian, polisi tidak boleh sembarangan memaksa warga untuk menjalani tes tanpa dasar yang 
Jelas.

"Pemaksaan tes urine ini jelas melanggar hak atas privasi dan keamanan pribadi pengunjung, sebagaimana dijamin dalam Pasal 9 Kovenan Internasional Hak-hak Sipil dan Politik," ujarnya.

Fadhil juga mengkritik pernyataan kepolisian yang menyebut kejadian tersebut sebagai perbuatan oknum. Padahal yang melakukan perbuatannya dalam jumlah banyak. 

Viral diberita sebelumnya, heboh pengakuan sejumlah warga Malaysia yang menonton Djakarta Warehouse Project (DWP) pada 13-15 Desember 2024 mengaku diperas oleh oknum polisi dengan alasan pengecekan narkoba. 

Mereka kemudian dibawa dan diintrogasi hingga ke hotel Zan diminta menunjukkan paspornya sampai ditahan. Tak sampai di sana, mereka pun mengaku diperas oleh oknum polisi tersebut.
 

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari. 

Berita Terkait
News Update