Tak Cuma Keruh, Air dari PAM Jaya di Jakarta Utara Juga Berbau

Kamis 19 Des 2024, 11:15 WIB
Seorang warga Kelurahan Lagoa, Kecamatan Koja, Jakarta Utara tengah mengambil air dari keran ke dalam botol kemasan yang bersumber dari PAM Jaya, Rabu, 18 Desember 2024. (Poskota/Ahmad Tri Hawaari)

Seorang warga Kelurahan Lagoa, Kecamatan Koja, Jakarta Utara tengah mengambil air dari keran ke dalam botol kemasan yang bersumber dari PAM Jaya, Rabu, 18 Desember 2024. (Poskota/Ahmad Tri Hawaari)

"Itu juga harus dipancing pakai pompa air buat nariknya. Kalau enggak pakai pompa ga bakal nyala airnya," ujar Rodiah.

Biasanya air yang mengalir di pagi hari berwarna keruh. Ia harus menunggu beberapa menit agar air bisa lebih bersih.

Hal itu membuatnya merugi karena air yang dialirkan selama beberapa menit itu tak bisa dipakai.

"Sementara meteran kan tetap muter, jadi harus tetap bayar. Airnya malah dibuang karena keruh. Kadang juga airnya suka bau got," katanya.

Air tersebut hanya ia gunakan untuk mandi. Sebelum digunakan, ia harus menyaring air terlebih dulu. Sementara untuk konsumsi air minum dan memasak, Rodiah memilih membeli air galon seharga Rp20.000.

"Biasanya air galon cukup buat dua hari. Jadi seminggu harus tiga kali beli. Soalnya ga berani pakai air PAM untuk dimasak," ujarnya.

Rodiah juga menolak rencana kenaikan harga air PAM. Ia menilai, pelayanan yang diberikan kepada konsumen belum sesuai terutama air yang tak mengalir 24 jam.

Per bulannya, ia biasa membayar biaya air PAM sebesar Rp100.000. Jika harga dinaikkan dan pelayanan belum memuaskan, ia menilai hal tersebut akan sangat memberatkan.

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

Berita Terkait

News Update