Petani Sayur di Bekasi Dihantui Gagal Panen Akibat Cuaca Ekstrem

Senin 16 Des 2024, 13:56 WIB
Darkim saat mencangkul tanah untuk menanam bibit sayuran di lahan pertanian seluas 500 meter persegi di kawasan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin, 16 Desember 2024. (Poskota/Ihsan)

Darkim saat mencangkul tanah untuk menanam bibit sayuran di lahan pertanian seluas 500 meter persegi di kawasan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin, 16 Desember 2024. (Poskota/Ihsan)

Darkim mengakui, musim panen sayuran bisa dilakukan dua kali per tiga bulan. Di lahan garapan tersebut, setidaknya ia dapat menghasilkan 60 kilogram dari total seluruh jenis sayuran sekali panen.

"Pokoknya dua gabung itu (satu ikat sayur) itu dua kilogram. Kadang kalau panen bisa 15 gabung, 20 hingga 30 gabung," ucapnya.

Ia memprediksi saat musim hujan tiba, harga sayuran yang ditawarkan mengalami kenaikan, contohnya kangkung per dua kilogram mencapai Rp15 ribu, bayam Rp15 ribu, sawi Rp40 ribu hingga Rp45ribu, serta daun pepaya per kilogram mencapai Rp8 ribu.

Apabila saat normal, harga sayuran berada di setengah harga. Fase anjlok harga sayuran akan terjadi sekitar bulan September sampai November. 

Penyebab anjloknya, lantaran banyak petani yang juga menghasilkan panen di rentang waktu tersebut.

Sehingga, tengkulak menawar dengan harga yang rendah ke para petani sayur.

"Kita sempat anjlok bulan 3 bulan, karena petani lain pada panen, jadi harga jual ke kita murah," katanya.

Saat ini, Darkim mulai mempercepat proses tanam sebelum hujan deras yang berpotensi terjadi hingga awal tahun 2025 agar dapat menghasilkan panen.

"Antisipasinya sekarang itu kita harus cepat-cepat menanam bibit sayur sih, kalau enggak takutnya kena banjir," ujar dia.

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

Berita Terkait

News Update