POSKOTA.CO.ID - Nasib pilu dialami satu keluarga di Kabupaten Pandeglang. Pasangan Suhaya (43) dan Armaenah (37) serta anak-anaknya terpaksa tinggal di Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
Beralamat di Kampung Karawang, Desa Sukarame, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Suhaya dan keluarga kerap mengungsi ketika hujan dan angin kencang, karena kondisi rumah mereka rentan roboh.
Bangunan rumah Suhaya yang mayoritas terbuat dari kayu dan bilik bambu, jauh dari kata layak. Bangunan rumah serta atap genteng sudah banyak ditopang oleh kayu dan bambu dengan harapan agar tidak ambruk.
Bilik atau dinding bambu di sekeliling bangunan rumah dan bagian dalam juga sudah lapuk dan berlubang. Saat malam hari, Suhaya dan keluarganya sering kedinginan.
"Iya, kalau ada hujan yang disertai angin kencang, kami mengungsi ke rumah tetangga atau saudara yang lain. Karena takut rumah kami ambruk dan menimpa keluarga saya," ungkap Suhaya, Minggu, 15 Desember 2024.
Suhaya mengatakan, tidak bisa berbuat banyak, karen hidup di bawah garis kemiskinan. Ia sendiri merupakan buruh tani yang menggarap ladang di lahan milik orang lain.
Rumah tersebut sudah ditinggali Suhaya dan keluarga selama puluhan tahun. Saat kondisi cuaca ekstrem seperti saat ini, ia bersama keluarganya dihantui rasa ketakutan akan rumahnya ambruk.
"Ya pasti gak nyaman kalau ada hujan angin. Kami ngungsi ke rumah kaka saya, tapi kalau gak ada hujan dan angin kami kembali lagi ke rumah," ungkapnya.
Menurutnya, selama ini sudah beberapa kali mengajukan permohonan bantuan renovasi rumah. Bahkan rumahnya juga kerap di foto sebagai bukti kondisinya tidak layak, tetapi hingga kini belum ada kejelasan.
"Mungkin belum ada rezekinya kali. Saya udah pengajuan ke Baznas, terus dari pihak desa juga sudah sering tiap tahun juga diajukan tapi belum realisasi," tuturnya.
Kapolsek Carita, Iptu Toerip Tasega bersama Ketua Komunitas Peduli Pariwisata Carita (KPPC), E.A. Supriadi Franky merasa prihatin dengan kondisi rumah Suhaya.