POSKOTA.CO.ID - Emas kembali menjadi primadona investasi pada 2024. Dengan kenaikan harga mencapai 30 persen secara tahunan, emas berhasil melampaui pertumbuhan harga komoditas lain, seperti tembaga, minyak kelapa sawit, dan minyak mentah.
Tidak mengherankan jika banyak investor dan bank sentral berlomba-lomba memborong logam mulia ini sebagai lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik global.
Pada pertengahan November 2024, harga emas dunia tercatat sebesar 2.567 dollar AS per troy ons, melonjak tajam dari 1.967 dollar AS per troy ons pada periode yang sama tahun lalu.
Ini menandai pertumbuhan luar biasa dibandingkan rata-rata kenaikan harga tahunan emas selama lima tahun terakhir yang hanya sekitar 11,5 persen.
Menurut penelitian Goldman Sachs, ada beberapa faktor utama di balik lonjakan ini. Ketidakpastian yang disebabkan konflik geopolitik, seperti perang Rusia-Ukraina dan ketegangan Israel-Palestina, serta perlambatan ekonomi global akibat inflasi pascapandemi, menjadi pemicu utama.
Tahun politik yang penuh risiko pada 2024, termasuk pemilu presiden AS yang dimenangkan kembali oleh Donald Trump, juga menambah kekhawatiran pasar.
Dominasi Bank Sentral dalam Permintaan Emas
Lonjakan harga emas ini turut didukung oleh peningkatan pembelian emas oleh bank sentral, khususnya dari negara berkembang.
Berdasarkan data World Gold Council, permintaan emas oleh bank sentral mencapai 1.081 ton pada 2022, hampir dua kali lipat dari 450 ton pada 2021. Tren ini terus berlanjut hingga 2024, di mana bank sentral telah membeli hampir 700 ton emas hingga kuartal ketiga.
Peneliti Goldman Sachs, Lina Thomas, menjelaskan bahwa langkah ini sebagian besar disebabkan pembekuan aset bank sentral Rusia oleh negara Barat pada 2022.
Situasi ini membuat banyak negara berkembang, seperti Tiongkok dan India, meningkatkan cadangan emasnya untuk mengurangi ketergantungan pada aset berbasis dolar AS.
Bank sentral negara maju, seperti AS, Jerman, dan Perancis, sudah memiliki cadangan emas yang signifikan, mencapai 70 persen dari total cadangan devisa mereka.
Sebaliknya, negara berkembang baru mulai mengejar ketertinggalan, dengan cadangan emas Tiongkok, misalnya, hanya sebesar 5 persen dari total cadangan.
Prediksi Harga Emas pada 2025
Melihat tren positif pada 2024, apakah kenaikan harga emas ini akan terus berlanjut pada 2025? Goldman Sachs memprediksi bahwa harga emas berpotensi menembus 3.000 dollar AS per troy ons pada akhir 2025, dengan pertumbuhan sekitar 20 persen secara tahunan.
Namun, pertumbuhan tersebut diperkirakan lebih moderat dibandingkan lonjakan 30 persen pada 2024. Faktor-faktor seperti penurunan inflasi global, kebijakan suku bunga rendah, dan stabilisasi ekonomi diprediksi akan menjaga permintaan emas tetap tinggi.
Selain itu, harga emas juga masih dipengaruhi oleh kebijakan fiskal negara-negara besar, termasuk AS. Utang nasional AS yang mencapai 35 triliun dollar AS, setara dengan 124 persen dari PDB, menjadi perhatian besar bagi bank sentral dunia. Banyak yang mulai memindahkan cadangan dari obligasi AS ke emas sebagai langkah mitigasi risiko.
Kesempatan Investasi Emas untuk Masyarakat
Di Indonesia, tren investasi emas semakin populer. Produk emas digital menjadi solusi bagi masyarakat untuk berinvestasi dengan cara mencicil.
Selain itu, emas fisik kini lebih diminati dibanding perhiasan, mengingat nilainya yang lebih stabil.
Menurut Rizkia Darmawan, analis Mirae Asset Sekuritas, harga emas mungkin tidak lagi tumbuh sebesar 30 persen seperti tahun ini, tetapi tetap diproyeksikan naik sekitar 5-7 persen pada 2025.
Dengan situasi ekonomi dan politik global yang masih penuh ketidakpastian, emas tetap menjadi pilihan investasi yang aman dan menguntungkan.
Momentum penurunan harga emas baru-baru ini akibat pengalihan investasi ke pasar saham juga dinilai sebagai peluang emas bagi investor untuk membeli logam mulia ini.
Sebagai aset lindung nilai, emas tetap relevan dalam portofolio investasi, terutama di tengah dinamika global.
Dengan berbagai faktor penggerak, lonjakan harga emas pada 2024 menjadi cerminan bagaimana pasar merespons ketidakpastian.
Tahun 2025 diprediksi akan membawa pertumbuhan harga yang lebih stabil, tetapi tetap menjanjikan. Bagi masyarakat Indonesia, momentum ini bisa dimanfaatkan untuk memperkuat portofolio investasi, baik melalui emas fisik maupun digital.
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.