Tramadol Picu Pengguna Jadi Agresif, Ganggu Sistem Saraf

Rabu 04 Des 2024, 13:18 WIB
Ilustrasi tramadol. (Poskota/Arif Setiadi)

Ilustrasi tramadol. (Poskota/Arif Setiadi)

POSKOTA.CO.ID - Praktisi Kesehatan Masyarakat, dokter Ngabila Salama menjelaskan, tramadol adalah obat analgesik yang sering digunakan untuk mengatasi nyeri sedang hingga berat.

Meskipun umumnya digunakan pada orang dewasa, pemberian tramadol pada anak-anak dan remaja harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena potensi efek samping yang serius, termasuk efek pada perilaku.

Salah satu efek sampingnya yaitu gangguan sistem saraf pusat. Tramadol bekerja pada reseptor opioid di otak dan dapat menyebabkan efek seperti sedasi, pusing, kebingungan, atau bahkan halusinasi.

"Pada anak-anak dan remaja, hal ini dapat memengaruhi suasana hati dan perilaku," ucap Ngabila.

Selain itu, penggunaan tramadol tanpa anjuran dokter, khususnya terhadap anak-anak atau remaja juga dapat memengaruhi agresivitas atau emosi dan perilaku si pemakai.

Pengaruh emosi atau perilaku akibat penggunaan obat jenis Tramadol menjadi salah satu pemicu aksi tawuran antar kelompok. 

"Ya, bisa berdampak menjadi kecenderungan tawuran atau perkelahian remaja karena efek agresivitas dari tramadol," ucap Ngabila.

Efek samping lain dari penggunaan obat jenis tramadol yaitu gangguan tidur, kegelisahan, dan iritabilitas yang dapat memengaruhi kontrol emosi. 

"Pada remaja yang sudah memiliki predisposisi gangguan mental atau emosional, tramadol dapat memperburuk kondisi tersebut," tutur Ngabila.

Ngabila menuturkan, tramadol juga dapat meningkatkan risiko kejang, terutama pada dosis tinggi atau jika digunakan bersama obat lain yang menurunkan ambang kejang. "Kejang dapat menyebabkan stres emosional yang memicu agresivitas," tukasnya.

Ia menyampaikan, mencegah ketergantungan konsumsi obat tramadol pada remaja memerlukan pendekatan yang holistik, melibatkan keluarga, masyarakat, dan pendidikan.

Berita Terkait

News Update