Waspada! Jasa Sadap WhatsApp Ternyata Sering Digunakan untuk Pemerasan, Kenali Cara Modusnya

Senin 02 Des 2024, 17:24 WIB
ilustrasi Modus pemerasan dengan menggunakan jasa sadap WhatsApp. (pixabay/franz26)

ilustrasi Modus pemerasan dengan menggunakan jasa sadap WhatsApp. (pixabay/franz26)

POSKOTA.CO.ID - Jasa sadap WhatsApp umumnya menawarkan kemampuan untuk mengakses pesan teks, panggilan suara, gambar, video, dan informasi lainnya yang ada di akun WA seseorang.

Aplikasi semacam ini seringkali dijual dengan janji untuk memberikan informasi secara menyeluruh, terutama bagi mereka yang merasa curiga terhadap pasangan atau orang terdekat.

Namun, banyak dari jasa sadap WhatsApp ini ternyata berakhir dengan penyalahgunaan informasi untuk kepentingan pribadi, salah satunya adalah pemerasan.

Modus pemerasan yang menggunakan jasa sadap WhatsApp bisa beragam, tetapi umumnya melibatkan penggunaan data yang berhasil disadap untuk mengancam korban.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali cara kerja modus pemerasan yang melibatkan jasa sadap WhatsApp ini, agar Anda dapat menghindari dan melindungi diri dari bahaya tersebut.

Cara Modus Pemerasan dengan Jasa Sadap WhatsApp

Modus pemerasan dengan menggunakan jasa sadap WhatsApp seringkali dilakukan dengan cara yang sangat terstruktur dan penuh manipulasi. Berikut beberapa cara yang umumnya digunakan pelaku.

1. Mengaku Sebagai Penyedia Jasa Profesional

Pelaku biasanya akan mengaku sebagai penyedia jasa pemantauan atau penyelidikan profesional yang memiliki kemampuan untuk mengakses WhatsApp seseorang. 

Korban yang merasa curiga atau khawatir terhadap pasangannya akan tertarik untuk mencoba menggunakan jasa ini tanpa mengetahui risiko yang ada.

2. Mendapatkan Data Sensitif

Setelah pelaku berhasil mengakses WhatsApp korban, mereka akan mengumpulkan data-data sensitif yang dianggap bisa digunakan untuk mengancam korban. 

Ini bisa berupa percakapan pribadi, foto-foto intim, atau video yang bersifat pribadi. Data sensitif ini menjadi senjata bagi pelaku untuk menekan korban.

3. Ancaman Penyebaran Informasi

Setelah mendapatkan data yang cukup, pelaku akan mulai mengirim ancaman kepada korban. Mereka akan memberi tahu bahwa mereka memiliki akses ke percakapan atau foto tertentu dan akan menyebarkannya jika korban tidak membayar sejumlah uang atau memberikan informasi lainnya. 

Berita Terkait
News Update