Waspadai Modus Penipuan Online Lewat Telegram dengan Investasi Bodong

Jumat 29 Nov 2024, 21:03 WIB
Pelajari bagaimana modus penipuan investasi bodong di Telegram beroperasi. (Foto: Ist)

Pelajari bagaimana modus penipuan investasi bodong di Telegram beroperasi. (Foto: Ist)

POSKOTA.CO.ID - Di era digital saat ini, penipuan online semakin marak terjadi dan menjadi ancaman serius bagi banyak orang. 

Salah satu modus yang kini banyak digunakan oleh para penipu adalah penipuan investasi bodong melalui aplikasi Telegram. 

Modus ini memanfaatkan kemudahan komunikasi dan banyaknya pengguna Telegram untuk menipu orang-orang yang tidak waspada. 

Para pelaku penipuan sering kali mengiming-imingi keuntungan besar dalam waktu singkat, sehingga banyak korban yang terjebak. 

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengenali ciri-ciri investasi bodong yang sering beredar di Telegram dan tahu bagaimana cara menghindarinya seperti dikutip dari kanal YouTube Owi M, Jumat, 29 November 2024.

Modus Penipuan Investasi Lewat Telegram

Penipuan jenis ini menggunakan berbagai cara untuk meyakinkan calon korban agar mereka tertarik untuk bergabung. 

Biasanya, para penipu ini memanfaatkan Telegram sebagai sarana komunikasi mereka. 

Mereka mengirimkan pesan ke grup-grup yang telah mereka setup, yang berisi informasi tentang peluang investasi yang sangat menggiurkan.

Banyak dari penipu ini yang mengatasnamakan diri mereka sebagai perusahaan investasi besar, bahkan ada yang mengklaim bekerja sama dengan bank-bank ternama, seperti Bank Mandiri. 

Modus yang sering digunakan adalah investasi bodong yang mengiming-imingi keuntungan besar dalam waktu singkat, seperti yang diklaim pada produk reksa dana atau platform investasi lainnya.

Ciri-Ciri Investasi Bodong

Ada beberapa ciri-ciri yang dapat kita waspadai untuk mengidentifikasi apakah sebuah investasi itu bodong atau tidak. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Grup Telegram dengan Banyak Member 

Salah satu ciri khas investasi bodong adalah keberadaan grup Telegram yang memiliki banyak anggota. 

Namun, anggota-anggota tersebut biasanya adalah komplotan dari para penipu itu sendiri. 

Mereka akan bekerja sama untuk memanipulasi calon korban dengan menawarkan iming-iming yang sangat menggoda. 

Misalnya, ada yang mengklaim bisa membantu masalah ekonomi, melunasi hutang, biaya sekolah, atau bahkan modal usaha.

2. Iming-Iming Keuntungan Besar dalam Waktu Singkat 

Jika sebuah investasi menjanjikan keuntungan besar dalam waktu yang sangat singkat, seperti hanya dalam hitungan jam, maka kita harus lebih hati-hati. 

Contohnya, investasi yang mengklaim bisa memberikan keuntungan dalam waktu 3 hingga 5 jam. 

Padahal, investasi yang sah dan legal biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan hasil yang optimal.

3. Keuntungan yang Tidak Masuk Akal 

Penipu akan menawarkan keuntungan yang sangat besar, bahkan dengan modal yang relatif kecil. 

Misalnya, investasi sebesar 400 ribu bisa menghasilkan keuntungan hingga 1 juta rupiah dalam waktu singkat. 

Tentu saja, keuntungan seperti ini sangat tidak realistis dan patut dicurigai.

4. Testimoni Palsu 

Untuk meyakinkan korban, para penipu sering kali mengirimkan testimoni dari orang-orang yang konon telah berhasil mendapatkan keuntungan besar. 

Namun, pada kenyataannya, testimoni ini adalah hasil rekayasa yang dibuat oleh komplotan mereka. 

Mereka berusaha menampilkan seolah-olah investasi tersebut telah terbukti memberikan profit besar, padahal sebenarnya itu adalah kebohongan belaka.

Kasus Penipuan Investasi Bodong

Salah satu contoh kasus penipuan melalui investasi bodong yang pernah terjadi adalah sebagai berikut.

Seorang korban bergabung dalam investasi yang mengklaim bisa memberikan keuntungan dalam waktu singkat. 

Setelah menginvestasikan uang sebesar 400 ribu, korban tersebut mendapatkan profit 1 juta dalam waktu yang sangat cepat. 

Namun, saat korban ingin menarik profit tersebut, mereka diberitahu bahwa pencairan tertunda karena ada biaya pajak yang harus dibayar. 

Ternyata, korban diminta untuk mengirimkan uang sebesar 20 persen dari total keuntungan mereka, yakni sekitar Rp33 juta rupiah, sebagai "pajak". 

Setelah mengirimkan uang tersebut, korban kembali diminta untuk membayar biaya administrasi yang lebih tinggi.

Waspadai Modus Penipuan Ini

Penting untuk kita semua menyadari bahwa investasi yang menggiurkan dengan keuntungan besar dalam waktu singkat adalah sebuah tanda bahaya. 

Jangan mudah tergoda dengan janji-janji manis yang sering kali hanya berujung pada kerugian. 

Ingatlah bahwa investasi yang sah membutuhkan proses dan tidak ada yang bisa memberikan keuntungan besar tanpa risiko.

Jangan sampai kita atau orang-orang terdekat kita menjadi korban penipuan. 

Jika ada informasi yang mencurigakan atau investasi yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, sebaiknya kita meneliti lebih lanjut dan waspada. 

Demikian informasi mengenai modus penipuan online dengan investasi bodong lewat Telegram.

Dapatkan berita terbaru di Google News dan ikuti WhatsApp Poskota untuk mendapatkan update harian yang terpercaya.

Berita Terkait

3 Cara Jitu Bikin WhatsApp Kamu Anti Bobol

Sabtu 30 Nov 2024, 22:42 WIB
undefined

Cara Raup Penghasilan Lewat Facebook Pro 

Sabtu 30 Nov 2024, 23:32 WIB
undefined

News Update