Persaingan 3 Calon Wali Kota Cimahi Makin Ketat, Waspada Potensi Perubahan Dukungan

Rabu 20 Nov 2024, 11:56 WIB
Tiga Calon Wali Kota Cimahi dan pasangannya dalam debat publik pertama di wilayah Cimahi Selatan. (Poskota/Gatot Poedji Utomo)

Tiga Calon Wali Kota Cimahi dan pasangannya dalam debat publik pertama di wilayah Cimahi Selatan. (Poskota/Gatot Poedji Utomo)

POSKOTA.CO.ID - Jelang debat publik kedua, persaingan tiga pasangan calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cimahi kian ketat.

Kondisi itu terasa dari rentetan kampanye yang semakin masif. Sejumlah lembaga survei merilis hasil survei terbaru tiga paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cimahi.

Seperti rilis hasil survei terbaru yang dikeluarkan Indonesia Political Opinion (IPO), yang melibatkan 600 responden tercatat, tingkat kepercayaan sebesar 95 persen dengan margin of error kurang lebih 4 persen.

"Responden yang terlibat merupakan warga Kota Cimahi berusia minimum 17 tahun atau sudah menikah, serta memiliki KTP Kota Cimahi," kata Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah.

Dia menambahkan, dalam skenario pemilihan tanpa pasangan calon Wali Kota Ngatiyana menempati posisi teratas dengan perolehan suara 39,5 persen. Diikuti oleh Dikdik Suratno Nugrahawan dengan tingkat keterpilihan 35,8 persen.

Untuk nama-nama lainnya seperti Bilal Insan M. Priatna sebesar 7,7 persen dan Adhitia Yudhistira 2,8 persen, A Mulyana 1,0 persen dan Bagja Setiawan 0,7 persen.

"Sementara itu masih tersisa 12,5 persen responden yang belum menentukan pilihan," ucapnya.

Sementara pada saat dilakukan simulasi untuk pemilihan paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cimahi, lanjut dia, pasangan Ngatiyana-Adhitia Yudhistira diproyeksikan meraih elektabilitas tertinggi sebesar 44,7 persen.

Untuk pasangan Dikdik-Bagja dengan elektabilitas 39,0 persen dan Bilal-Mulyana hanya mencatatkan 9,8 persen.

"Sekitar 6,5 persen responden menyatakan tidak akan memberikan suara atau memilih untuk tidak sah," ungkapnya.

Selanjutnya, berdasarkan dinamika dukungan, kendati paslon Ngatiyana-Adhitia menunjukkan keunggulan, survei ini pun mencerminkan adanya persaingan ketat di mana sebanyal 21,3 persen masyarakat kemungkinan besar mengubah dukungan mereka, sementara 3,8 persen lainnya mengaku sangat mungkin untuk berpindah pilihan.

Berita Terkait

News Update