Hari pemungutan suara pemilihan kepala daerah tinggal sembilan hari lagi.
Pekan ini dapat dikatakan menjadi pekan yang menentukan untuk meraih kemenangan. Berbagai upaya dilakukan di sisa ma kampanye yang tinggal 5 hari lagi.
“Kampanye adalah upaya terakhir, setelah segala cara dilakukan untuk mendulang dukungan massa pemilih. Nah kalian sudah menentukan pilihan belum?,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.
”Soal pilihan itu urusan masing – masing, hak privacy, “ kata Yudi.
“Ya, kan kita sohib, boleh sharing dong,” kata Heri.
“Untuk yang satu ini, nggak boleh,” jawab Yudi sambil membuang muka.
“Loh , kalau lagi bicara, apalagi bersalaman jangan sambil membuang muka, nggak sopan, Lagi marah apa?,” kata Hei.
“Siapa yang marah. Siapa pula yang membuang muka,” jelas Yudi.
“Saya percaya kalian nggak membuang muka saat bicara. Karena membuang muka itu tidaklah baik,” kata mas Bro.
“Soal membuang ada pepatah mengatakan ‘Tak perlu membakar selimut yang baru hanya karena seekor kutu. Begitu pula aku tidak perlu membuang muka darimu hanya karena kesalahan yang sesungguhnya tidak berarti,” kata Heri.
“ Itu sama halnya pepatah ‘jangan membakar lumbung padi hanya karena ingin menangkap seekor tikus di dalamnya’. Saya paham maknanya,” kata Yudi.
“Ya, artinya jangan karena sedikit kesalahan, lantas semuanya menjadi jelek. Jangan karena sedikit perseteruan , kemudian terjadi perpecahan, perceraian, putus persahabatan, Ingat semua manusia pasti punya kekeliruan,” jelas mas Bro.
“Ingat pula masih banyak kebaikan lainnya, ketimbang kesalahan yang tidak berarti,” kata Yudi.
“Itu tadi soal membuang muka. Kalau memalingkan muka, apa maknanya,” kata Heri.
“Memalingkan muka itu tanda tak suka, tidak ingin melihat. Tapi menjelang gelaran pilkada maknanya bisa beda,” kata mas Bro.
“Apa coba,”kata Heri.
“Dalam pilkada memalingkan muka bisa diartikan mengalihkan dukungan. Dulu dukung si A, kini pindah ke B, boleh jadi pas di bilik suara, coblos yang C. Mungkin si C ini yang semakin menarik perhatian untuk dicoblos. Saat ini palingkan muka masih terus terjadi,” kata mas Bro.
“Betul seperti pergeseran pilihan belakangan ini mulai terjadi. Itu terlihat dari hasil survei elektabilitas pilkada Jakarta,” kata Heri.
“Pilihan masih bisa berubah tergantung situasi dan kondisi serta hasrat pribadi, Mestinya bukan pula terhadap siapa yang memberi dan memfasilitasi,” kata mas Bro. (Joko Lestari).
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.