Obrolan Warteg: Kolaborasi Tak Bisa Ditawar Lagi

Jumat 08 Nov 2024, 07:01 WIB
Obrolan Warteg: Kolaborasi Tak Bisa Ditawar Lagi. (Poskota/ Yudhi Himawan)

Obrolan Warteg: Kolaborasi Tak Bisa Ditawar Lagi. (Poskota/ Yudhi Himawan)

Tantangan ke depan bukan semakin ringan, tetapi kian bertambah berat. Tak hanya berat, juga kian kompleks, sulit dan rumit. Kadang, juga berbelit.

“Ya jelas, semakin ke depan semakin berat. Ibarat jalan semakin jauh, kian lelah karena energi terkuras,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.

“Apalagi kalau naik gunung, di awal pendakian begitu ringan. Kian tinggi semakin sulit dengan jalan setapak tertutup rerimbunan pepohonan. Belum lagi tanjakan yang semakin tajam tertutup kabut,” tambah Yudi.

“Kayak pernah naik gunung saja cerita soal pendakian,” ujar Heri.

“Kalau saya cuma dengar dari cerita saja. Kalau mau tahu soal menuju puncak gunung, tanya sama mas Bro, dia dulu sewaktu kuliah hobi naik gunung. Pernah ke Puncak Gunung Merapi, Slamet dan Lawu ,” kata Yudi.

“Wah.. ceritain dong pengalaman mendaki puncak gunung,” tanya Heri.

“Satu hal yang dapat kita petik dari mendaki gunung adalah semakin memperkokoh kebersamaan dengan melepaskan sikap egois, merasa dirinya hebat, dan tidak saling mendahului. Selain, melatih kedisiplinan, ketekunan dan kecermatan dalam menghadapi beragam tantangan,” jelas mas Bro.

“Berarti kebersamaan tanpa pamrih ya, benar – benar bersama dalam kebersamaan, ” kata Heri.

“Ya, itulah kolaborasi dalam menghadapi segala rintangan. Kolaborasi untuk mencapai puncak tujuan. Melalui kolaborasi semua masalah dengan mudah dapat diatasi,” jelas mas Bro.

“Saya setuju. Saat Pandemi Covid-19 misalnya. Semua elemen bangsa, kekuatan sosial tanpa pamrih berkolaborasi mulai dari mencegah penyebaran hingga membantu warga yang terkena Covid.Semuanya dilakukan dengan penuh kesadaran, tanpa pamrih, paksaan, apalagi berharap imbalan,” kata Heri.

“Kita juga harus berkolaborasi menghadapi beragam tantangan ke depan.Setidaknya berkolaborasi sebagai sesama teman, konsumen warteg dengan pedagang warteg,” kata Yudi.

“Kalau dalam pemerintahan, tentunya kolaborasi sesama institusi, kelembagaan dalam menjalankan program pemerintah,” ujar Heri.

“Bukan hanya kolaborasi semua kementerian di kabinet, antara pemerintah pusat dan daerah agar kebijakan menjadi selaras. Tetapi berkolaborasi juga dengan swasta,dan masyarakat. Kolaborasi seperti tak bisa ditawar lagi,” kata mas Bro.

“Setuju Bro. Pembangunan adalah untuk masyarakat, guna menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Karenanya berkolaborasi dengan masyarakat, bukan kebutuhan, tetapi keharusan,” kata Yudi.

“Persoalannya, siapa yang mau kolaborasi dengan rakyat seperti kita- kita ini,” ujar Heri.

“Nggak usah pesimis, masyarakat itu luas. Kalau nggak ada yang mengajak kolaborasi, ya kita bikin kolaborasi sendiri,” kata Yudi. (Joko Lestari).

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

Berita Terkait

Obrolan Warteg: Kongkalikong

Sabtu 09 Nov 2024, 05:14 WIB
undefined

Obrolan Warteg: Kompak Yuk

Senin 11 Nov 2024, 07:02 WIB
undefined

News Update