3 Bulan Hidup di Rusun, Mariyam Pilih Kembali ke Kolong Jembatan Angke

Jumat 08 Nov 2024, 19:54 WIB
Sejumlah anak yang tinggal di bawah kolong Jembatan Angke, Tambora, Jakarta Barat tengah bermain. (Poskota/Pandi)

Sejumlah anak yang tinggal di bawah kolong Jembatan Angke, Tambora, Jakarta Barat tengah bermain. (Poskota/Pandi)

POSKOTA.CO.ID - Warga kolong Jembatan Angke, Tambora, Jakarta Barat mempunyai secercah harapan untuk bisa melawan kerasnya kehidupan.

Begitu yang dirasakan Mariyam (71), salah satu warga kolong Jembatan Angke yang sudah puluhan tahun tinggal di sana.

Mariyam tinggal di rumah petak seluas kurang lebih 5×5 meter dengan pondasi kayu bersama keluarganya sekitar sembilan orang.

"Kalau ada tempat tinggal yang layak, kami juga mau pindah," kata Mariyam kepada poskota di lokasi, Jumat, 8 November 2024.

Setiap harinya Mariyam dan keluarga harus menunduk untuk saat berada di dalam rumah. Sebab rumah mereka berada persis di bawah kolong jembatan.

Warga harus melewati tembok yang sudah terdapat lubang kecil untuk masuk ke kawasan permukiman.

Tak sampai di situ, ketika melewati tembok, warga harus menunduk untuk bisa menuju rumah mereka.

"Ya paling sakit pinggang aja sih, kalau mau ke WC aja kan harus nunduk, ya mau ke mana-mana, bolak-balik harus nunduk. Memang tempat begini," cetusnya.

Sempat Tinggal di Rusun

Wanita yang sudah terlihat rapuh ini menyebut jika sebelumnya pernah ditawarkan pemerintah tinggal di Rusun kawasan Kapuk, Cengkareng.

Namun cuma tiga bulan tinggal di Rusun, mayoritas warga memilih kembali ke kolong Jembatan Angke. Alasannya, karena warga tak sanggup membayar sewa.

"Tinggal di Rusun sana juga susah mau nyari duitnya, warga sini udah biasa nyari duit di sini, pas di rusun itu kita mau jualan aja susah, jadi gak ada pemasukan," katanya.

Di sini, lanjut Mariyam, mayoritas warga bekerja serabutan. 
"Walaupun penghasilan gak seberapa yang penting cukup buat kebutuhan sehari-hari  buat makan," tuturnya.

Hal yang sama dikatakan Kincir, pria yang sehari-hari berprofesi sebagai pengamen ini juga pernah tinggal di Rusun kawasan Kapuk, namun kembali pindah.

Alasannya sama, pria berambut sedikit gondrong itu tidak bisa bertahan untuk mencari nafkah.

"Ya dulu sempat tiga bulan di Rusun, setelah itu kan bayar, kita gak mampu bayar akhirnya balik lagi ke sini," ucap Kincir.

Mariyam dan Kincir mengaku tak masalah jika harus kembali ke Rusun, hanya saja perlu dipertimbangkan untuk biaya sewa agar warga bisa menghasilkan uang.

"Untuk nyari uang itu sulit, karena warga sini udah biasa nyari serabutan. Sementara di Rusun itu dulu susah, makanya kebanyakan pada pindah lagi ke sini," celetuk Kincir.

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

Berita Terkait

News Update