POSKOTA.CO.ID - "Siapa sih yang mau tinggal di tempat kayak gini, karena keadaan jadi terpaksa dan masih punya beban, kita juga mau tinggal di luar gak mampu".
Begitu ucapan yang keluar dari mulut Yani (49), ibu rumah tangga yang tinggal di kolong Jembatan Angke, Tambora, Jakarta Barat.
Tak seperti warga yang tinggal di tempat layak, Yani dan warga kolong Jembatan Angke justru harus merasakan nasib berbeda. Mereka bertahun-tahun tinggal di rumah petak yang berdiri persis di bawah jembatan tol milik Jasa Marga.
Ibu tiga ini sudah 12 tahun tinggal di rumah petak bawah kolong jembatan bersama tiga anaknya.
Permukiman warga tersebut kondisinya cukup memprihatinkan, meski warga tampak menjalani kehidupan normal. Seperti mencuci pakaian, mencari nafkah, hingga menggantungkan impian mereka.
Seperti yang dialami Yani, dengan kondisi fisiknya yang sudah tidak lagi bugar seperti dulu, ia harus berjuang agar anak-anaknya dapat hidup layak.
Wanita asal Tangerang ini, mengaku sudah mulai tenang ketika dua anaknya sudah mulai pisah karena telah berkeluarga.
"Tinggal paling nyekolahin satu anak lagi, anak saya yang terakhir masih SMP. Ya paling sekarang tinggal biayain anak yang masih sekolah aja," kata Yani.
Untuk mendapatkan uang, Yani sehari-hari berjualan kopi gerobakan di pinggir kali kawasan tersebut.
Dengan omset bersih Rp50 ribu per hari, Yani harus membiayai anaknya yang menempuh pendidikan SMP di sekolah swasta tersebut.
"Bayaran sekolah aja udah Rp300 ribu sebulan, belum lagi beli buku segala macam," imbuhnya.