7.500 Ton Sampah dari DKI Jakarta Dikirim ke TPST Bantargebang Per Hari

Minggu 27 Okt 2024, 20:32 WIB
Kendaraan alat berat diterjunkan untuk mengurai sampah yang menggunung di TPST Bantargebang, Minggu, 27 Oktober 2024. (Poskota/Ihsan)

Kendaraan alat berat diterjunkan untuk mengurai sampah yang menggunung di TPST Bantargebang, Minggu, 27 Oktober 2024. (Poskota/Ihsan)

POSKOTA.CO.ID - Menteri  Lingkungan Hidup Republik Indonesia (RI), Hanif Faisol Nurofiq menyebut, sebanyak 7.500  ton sampah asal DKI Jakarta hadir setiap hari di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kelurahan Ciketing Udik, Kota Bekasi, Jawa Barat.

"Dalam penyelesaian sampah di Jakarta. sampah harian yang volumenya di angka 7.500 sampai 7.800 ton per hari, ini tidak sedikit," kata Faisol Nurofiq kepada wartawan di TPST Bantargebang, Minggu sore, 27 Oktober 2024.

Menurutnya, permasalahan sampah di Bantargebang tersebut perlu ditangani secara serius.

Pemerintah DKI Jakarta khususnya, masif memantau situasi dan penanganan serta dampak pendistribusian sampah ke TPS Bantargebang.

"Pemprov DKI sudah berupaya tadi dengan berbagai macam cara. Nanti scaling up-nya yang harus kita bangun bersama. Kemudian engagement, tanggung jawab semua pihak wajib untuk turun," sambung Hanif yang juga menjabat Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup RI tersebut.

Tantangan selanjutnya ialah bagiamana cara mengurai sampah tersebut. Di lokasi TPST, terdapat PLTSa Merah Putih yang dapat mengelola sampah sebesar 100 ton per hari.

Pengolahan sampah menjadi Refused Derived Fuel (RDF) yang mengelola sampah sebesar 2.000 ton per hari.

"Tentu iklim RDF ini sedang berjalan. Nah ini kita harus masifkan," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pelapak dan Pemulung Indonesia (APPI), Bagong Suyoto mengatakan, pengolahan sampah 2 ribu ton per hari belum maksimal.

"Di Bantargebang itu kan sebetulnya targetnya itu mengolah 2 ribu ton sampah perhari. Tapi kayanya belum maksimal, belum mencapai target kayanya," ucap Bagong saat dikonfirmasi.

Upaya belum maksimal lantaran sampah organik yang dikelola belum dapat menghasilkan sampah briket.

"Jadi yang seribu itu sampai baru, terus yang seribu ton itu sampah lama. Dari 2 ribu ton itu akan menghasilkan briket sekitar 700 ton per hari," paparnya.

Darurat penyedian lahan sampah dan penanganan bukan hanya dari DKI Jakarta saja, melainkan di seluruh wilayah di tanah air.

Bagong berharap, koordinasi kementerian lingkungan hidup bersama provinsi dan pemerinta daerah dapat berkesinambungan untuk menangani sampah.

"Saya berharap banyak pak menteri lingkungan hidup ini bisa menyelesaikan persiapan sampah dalam negeri yang sekarang lagi semrawut. Kedua bisa memperkuat pelaku sirkular ekonomi aras bawah, ya pemulung, pelapak, dan pencacahan plastik," pungkasnya. 

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

Berita Terkait

News Update