POSKOTA.CO.ID - Massa yang tergabung dalam serikat buruh berunjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, Kamis, 24 Oktober 2024. Mereka menuntut beberapa hal.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan aksi hari ini diikuti oleh sekitar 2.000 massa aksi dari serikat buruh.
"2.000 buruh mengikuti aksi ini dari Jabodetabek, Banten, DKI, dan Jawa Barat. Untuk menyampaikan kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto terkait dua hal. Pertama, naikkan upah minimum 8 persen sampai dengan 10 persen tanpa peraturan pemerintah atau PP nomor 51 tahun 2023," kata Iqbal kepada wartawan.
Tuntutan lainnya yaitu mendesak pemerintah untuk segera mencabut Undang-Undang (UU) Omnibus Law hingga UU Cipta Kerja.
Iqbal menyampaikan, jika tuntutan massa aksi tidak diindahkan, maka massa mengancam akan mogok nasional.
"Bilamana dua tuntutan ini tidak didengar oleh pemerintahan yang baru, bisa dipastikan aksi lanjutan yang saya sebut 25 sampai 31 Oktober di seluruh wilayah Indonesia bermuara pada mogok nasional," tegasnya.
Mogok nasional, lanjut Iqbal, rencananya akan diikuti oleh 5 juta buruh di 15.000 pabrik dan perusahaan. KSPI juga tengah menggalang massa untuk di bagian ransportasi publik seperti bandara.
"Mogok nasional adalah stop produksi, di mana buruh-buruh pabrik keluar dari pabrik-pabrik dan perusahaan, bergabung kepada peserta aksi menggunakan dasar hukum Undang-Undang nomor 9 tahun 1998 tentang unjuk rasa atau menyampaikan pendapat di muka umum," kata dia.
"Dan menggunakan Undang-Undang nomor 21 tahun 2000, yang di mana dikasih sampaikan fungsi Serikat Buruh salah satunya adalah mengorganisir pemogokan," tambahnya.
Massa aksi menilai upah buruh yang diberikan sakarang ini belum layak. Sementara, kata Iqbal, jika dilihat, tren pertumbuhan ekonomi terus mengalami kenaikan. Hal ini membuat para buruh merasa perlu berunjuk rasa dan meminta agar pemerintah mendengar aspirasi mereka.
"Dalam 5 tahun upah buruh itu nggak naik, upah teman-teman juga nggak naik. 5 tahun terakhir itu, 3 tahun pertama 0 persen kita naik upah. Padahal barang naiknya adalah 3 persen," katanya.