Debat Perdana Cagub, Bahas Isu Covid-19, Dharma Pongrekun: Semua Itu Hanyalah Omong Kosong Belaka!

Minggu 06 Okt 2024, 22:21 WIB
Sejumlah pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut satu Ridwan Kamil dan Suswono, nomor urut dua Dharma Pongrekun dan Kun Wardana, nomor urut tiga Pramono Anung dan Rano Karno Si 'Doel' saat mengikuti debat pertama pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (6/10/2024). Debat perdana tersebut mengangkat tema penguatan SDM dan transformasi Jakarta menjadi Kota Global.Poskota/Ahmad Tri Hawaari

Sejumlah pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut satu Ridwan Kamil dan Suswono, nomor urut dua Dharma Pongrekun dan Kun Wardana, nomor urut tiga Pramono Anung dan Rano Karno Si 'Doel' saat mengikuti debat pertama pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (6/10/2024). Debat perdana tersebut mengangkat tema penguatan SDM dan transformasi Jakarta menjadi Kota Global.Poskota/Ahmad Tri Hawaari

POSKOTA.CO.ID - Pernyataan berani dilontarkan Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 02 Dharma Pongrekun yang menyinggung soal pandemi Covid-19 pada debat perdana Pilkada Jakarta 2024, Minggu 6 Oktober 2024.

Saat disinggung mengenai penanganan Covid-19, Dharma Pongrekun dengan tegas menyebutkan semua itu hanyalah omong kosong belaka.

“Bagaimana akan menuju ke kota global yang sehat, kalau hati rakyatnya disakiti? Pikirannya dirusak dan badannya diracuni, semua itu hanyalah omong kosong belaka,” tegas Dharma.

Dharma pun mengungkapkan bahwa tidak setiap isu adalah genuine. Bahkan bisa jadi hal itu hanya merupakan infiltrasi asing untuk mengambil kedaulatan bangsa melalui isu kesehatan dan juga mengancam keselamatan masyarakat.

“Saya paham betul tentang pandemi, pandemi ini adalah agenda terselubung dari asing untuk mengambil alih kedaulatan negara sehingga terlihat sekali begitu rapuhnya bangsa ini sampai harus mengikuti semua agenda mereka,” bebernya.

Selain itu, Dharma pun mengkritik penanganan Covid-19 yang dijalankan pemerintah Indonesia yang dinilai terlalu tunduk pada agenda global.

Termasuk masalah tes uji PCR yang diyakini bukan untuk memeriksa virus. “PCR itu hanya untuk mengecek dosis dan mengapa harus colok-colok hidung? Kenapa tidak ambil dari ludah kalau memang mau ngetes virus?,” tanya meyakinkan.

Dengan kondisi seperti itu, Dharma berpesan bahwa seorang pemimpin masyarakat terutama otonomi daerah seperti Jakarta harus bisa memperjuangkan segala sesuatu untuk melindungi warganya. 

Jangan sampai gara-gara pandemi, ekonomi hancur dibiasakan online, UMKM hancur, dan kemudian rakyat ditakut-takuti. "Semua serba online, semua ditakut-takuti," sesalnya.

Berita Terkait
News Update