POSKOTA.CO.ID - Roy Suryo hingga saat ini masih terus menyoroti polemik akun Kaskus Fufufafa yang diduga milik Girban Rakabuming Raka.
Polemik Fufufafa ini masih belum berakhir, terlebih kini tagar #FufufafaWapresPsikopat trending di media sosial X.
Kini pakar telematika itu secara gamblang menyebut bahwa ia yakin 99,9 persen bahwa Fufufafa memang milik Gibran.
Meski telah dilaporkan, dengan tegas ia mengatakan bahwa akun Fufufafa yang diduga milik Gibran itu tidak dapat dimaafkan.
Melansir dari kanal YouTube Bambang Widjojanto, ia membantah pernyataan Jimly Asshiddique yang meminta semua pihak untuk melupakan polemik Fufufafa.
Roy mengatakan sangat menyayangkan sikap Prof Jimly bahwa Fufufafa tidak dapat dimaafkan karena dianggap sudah melakukan kesalahan dan pembohong.
"Profesor Jimly bilang 'Ya maafkan saja'. Ya jangan dimaafkan, ini sudah jelas- jelas berbuat salah, berbohong, melanggar," ucap Roy yang dikutip Poskota pada Rabu, 2 Oktober 2024.
Pakar telematika itu menyebut bahwa Gibran telah berbohong kepada awak media saat disinggung soal pemilik akun Fufufafa yang mengaku tidak mengetahui pemilik akun tersebut.
"Kenapa berbohong? ketika kunjungan di Laweyan, dia (Gibran) bilang 'Jangan tanya saya, tanya yang punya'," katanya.
Pasalnya, menurut Roy ucapan Gibran saat ditanyai oleh awak media yang mengaku tidak mengetahui pemilik akun tersebut itu berbeda dengan hasil analisa yang telah dilakukannya.
"Berarti kan dia mengatakan bahwa bukan dia. Padahal secara petunjuk mengatakan 99,9 persen itu Gibran," ucapnya.
Sebelumnya, Prof Jimly sempat ikut menanggapi soal polemik Fufufafa dan menuliskan cuitan melalui akun X pribadinya.
Ia mengatakan bahwa tulisan yang ditulis oleh akun Fufufafa menandakan pemiliknya merupakan orang kampungan.
"Fufufafa tidak lain tingkat peradaban demokrasi masih rendah dan kampungan," kata Jimly.
Namun, ramainya drama ini yang tidak kunjung berhenti, Jimly meminta masyarakat untuk melupakan polemik akun Kaskus tersebut karena dianggap sudah menjadi kambing hitam untuk memecah belah bangsa.
"Misalpun orangnya memang benar, kejadiannya waktu pilpres 10 tahun lalu, sudah lupakan saja. Apalagi kalau cuma untuk adu domba presiden vs wakil presiden terpilih," katanya.
Cek berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan follow WhatsApp Channel POSKOTA untuk update artikel pilihan dan breaking news setiap hari. GABUNG DI SINI