Said Didu Desak Polisi Mobil Komando Menteng Raya 5, Diduga Dipakai Pelaku Penyerangan

Minggu 29 Sep 2024, 11:01 WIB
Said Didu bersama beberapa tokoh nasional menggelar diskusi seusai diserang oleh kelompok orang tidak dikenal. (Dok X @saiddidu)

Said Didu bersama beberapa tokoh nasional menggelar diskusi seusai diserang oleh kelompok orang tidak dikenal. (Dok X @saiddidu)

POSKOTA.CO.ID - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu mendesak pihak kepolisian untuk menelusuri mobil komando yang digunakan para perusuh pada acara Diskusi 'Silaturahmi Kebangsaan Diaspora bersama tokoh dan Aktivis Nasional' yang digelar di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu 28 September 2024.

Pasalnya dikatakan Said Didu yang juga sebagai pembicara dalam acara tersebut, mobil komando tersebut dipakai masa yang diduga melakukan penyerangan ke dalam lokasi diskusi.

"Mhn telusuri kenapa bisa mobil Komando Menteng Raya 58 yg digunakan oleh para perusuh.
Menteng Raya 58 adalah markas PII (Pelajar Islam Indonesia) dan GPI (Gerakan Pemuda Islam).
Sebagai salah seorang KB PII sangat tdk menerima jika mereka terlibat jadi preman," tulis Said Didu dikutip Poskota melalui aplikasi 'X', Minggu 29 September 2024.

Sebelumnya diberitakan pihak kepolisian menyatakan para pelaku telah teridentifikasi sebanyak 10 orang. "Ada 10 orang. Sudah kita identifikasi dan ketahui nama-nama pelakunya," terang Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Polisi Ade Rahmat Idnal kepada wartawan di Jakarta, Sabtu 28 September 2024.

Pihaknya mengaku sudah mengantongi identitas mereka dan bakal segera melakukan penangkapan. "Pelaku segera kita tangkap dan proses hukum," tegasnya.

Sementara itu, Kapolsek Mampang Prapatan Kompol Edy Purwanto menceritakan ketika penyerangan dan pengrusakan tersebut pihaknya tengah melakukan pengamanan unjuk rasa di depan hotel tempat acara diskusi tersebut.

"Di saat kami fokus pengamanan kegiatan unjuk rasa di depan, tiba-tiba kami mendapatkan informasi ada sekelompok orang tak dikenal masuk lewat gerbang pintu belakang dan melakukan pengrusakan itu," beber Edy.

Diungkapkan Edy, diketahui yang melakukan pengrusakan didalam sekitar 25 orang dan berbeda dengan massa yang melakukan unjuk rasa depan hotel.

Dikatakan Edy, acara diskusi itu pun tidak memiliki izin makanya pihaknya tidak mengetahui ada acara tersebut.

"Kami tidak tahu karena memang kegiatan di dalam juga apa kami tak tahu. Karena tak ada pemberitahuan ke Polsek atau Polres terkait kegiatan," tegasnya.

Acara yang sedianya dirancang sebagai forum dialog antara diaspora Indonesia di luar negeri dengan sejumlah tokoh dan aktivis membahas isu-isu kebangsaan ini menghadirkan narasumber seperti Din Syamsuddin, Refly Harun, Marwan Batubara, Said Didu, Rizal Fadhilah, dan Sunarko, serta Ketua dan Sekjen Forum Tanah Air, Tata Kesantra dan Ida N. Kusdianti.

Awalnya kericuhan sudah terlihat sejak pagi hari ketika sekelompok massa yang diduga berasal dari Indonesia Timur mulai berorasi dari atas mobil komando di depan hotel sejak pagi hari.

Dalam orasinya mereka mengkritik acara sekaligus narasumber yang diundang. Lalu mereka pun berorasi membela kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Situasi berubah tidak kondusif ketika acara baru saja dimulai, belasan orang tidak dikenal dengan menggunakan masker tersebut langsung menyerobot masuk dan menghancurkan semua properti.

Ironisnya, terdapat aparat aparat kepolisian yang berada di lokasi. Namun massa perusuh terlihat leluasa beraksi tanpa adanya upaya pembubaran atau penghadangan yang tegas dari pihak berwenang.

Mereka bertindak secara anarkis, dengan merusak panggung, merobek backdrop, mematahkan tiang mikrofon, dan mengancam peserta yang baru hadir di lokasi.
 

Berita Terkait
News Update