Obrolan Warteg: Tidak Ada Yang Tak Mungkin

Kamis 26 Sep 2024, 07:02 WIB
Foto: Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menemui Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. (Ist.)

Foto: Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menemui Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. (Ist.)

Dalam dunia politik dikenal istilah tidak ada yang tidak mungkin alias semua serba mungkin. Yang lawan saja bisa menjadi kawan, yang kawan bisa menjadi lawan, yang baru kenal pun bisa menjadi kawan atau lawan.

Begitu juga dalam membangun koalisi partai politik dalam pemilu, pilkada maupun pasca pilpres untuk mendukung pemerintahan presiden terpilih.

Kalimat ”Tidak ada yang tidak mungkin” itu yang diucapkan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, di kompleks parlemen, Jakarta, ketika menjawab pertanyaan peluang PDIP bergabung ke koalisi pemerintahan Prabowo Subianto.

Puan juga mengatakan sejauh ini selalu berkomunikasi dengan pihak Prabowo.

“Itulah namanya dinamika politik,” kata bung Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan bang Yudi.

“Yang tadinya berlawanan saat pilpres, bisa berbalik menjadi kawan seperjuangan ya,” kata Yudi.

“Iya bergabung satu koalisi usai pilpres, seperti PKB dan Nasdem serta PKS yang bergabung dengan KIM ketika maju pilkada Jakarta ,” jelas Heri.

“Tetapi banyak juga yang semua di pilpres berkoalisi, ketika maju pilkada di suatu daerah berpisah haluan, sementara di daerah lain, masih bersama satu gerbong koalisi” kata mas Bro.

“Iya itu juga bagian dari dinamika politik yang terjadi belakangan ini, “kata Yudi.

“Mungkin saja, yang semula berseberangan dalam mengusung cakada, usai pilkada akan bergabung menjadi teman koalisi mendukung calon terpilih,” kata Heri.

“ Ya itu juga bagian dari dinamika politik pilkada,” kata Yudi.

“Itulah mengapa dalam politik, dikenal istilah tak ada lawan atau kawan abadi, yang ada kepentingan abadi,” kata Heri.

“Ya, kalau kepentingan tidak sama,  mengapa tetap bersama,” kata Yudi.

“Ibarat sebuah perjalanan, kalau kepentingan tidak sama, pastinya akan berselisih jalan. Yang bertujuan satu ke utara, yang lain ke selatan,” jelas Heri.

 “Benar juga, yang satu tujuan saja bisa berselisih jalan, apalagi tujuan dan kepentingan berbeda. Jadi mohon maaf kita akan berpisah jalan, bila kepentingan berbeda,,” urai mas Bro.

“Tetapi yang bagus sih, meski berselisih jalan, tujuan yang hendak dicapai sama. Sama – sama untuk kemajuan bangsa dan negara. Itulah landasan kepentingan abadi partai politik,” kata Heri. (Joko Lestari).

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

Berita Terkait

Obrolan Warteg: Masih Ada Waktu 

Kamis 03 Okt 2024, 04:37 WIB
undefined
News Update