POSKOTA.CO.ID - Direktur Trias Politika Strategis, Agung Baskoro menyarankan KPU menggelar simulasi penggunaan Sistem Informasi Rekapitulasi Pilkada (Sirekap) secara berkelanjutan.
"Perlu dilakukan simulasi yah, apakah sistem Sirekap itu siap atau tidak melakukan perhitungan suara dengan format PDF. Supaya di hari H tidak viral nih KPU dan menimbulkan distrust ke KPU lagi nantinya," kata Agung kepada Poskota, Rabu, 25 September 2024.
Agung menuturkan, KPU juga mesti mengawasi penggunaan Sirekap selama digunakan untuk menghitung jumlah suara. Hal tersebut guna menghindari kesalahan fatal.
"Kita perlu mempercayai dan meminta transparansi kerja KPU, agar tak salah melangkah, dan bertanggung jawab, bisa diawasi Bawaslu, DKPP," terangnya.
Lebih jauh, Agung meyakini Sirekap sudah jauh lebih optimal daripada Pemilu 2024. Menurutnya, Pemilu Legislatif 2024 diikuti banyak kontestan, sehingga perhitungan suara oleh Sirekap lebih kompleks.
"Saya rasa Pilpres dan Pileg lalu lebih kompleks, complicated karena ada nama, contoh ada 84 dapil, per dapil ada berapa caleg, itu lebih mumet, kalau Pilkada ini kan calonnya sedikit, jadi saya rasa sistem Sirekap lebih baik saat ini," ujarnya.
Namun, ia menyebut, keputusan KPU kembali menggunakan Sirekap pada Pilkada 2024 harus disikapi optimis.
"Harus disikapi secara optimis KPU kembali memakai Sirekap, tapi ada dua respon, pertama lakukan simulasi kedua perketat pengawasan," ujarnya.
Diketahui, Pilkada 2024 digelar di 37 Provinsi dan 508 kabupaten/kota.
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.