POSKOTA.CO.ID - Generasi Z dan Y atau yang lebih dikenal sebagai Milenial, diprediksi bisa menjadi generasi yang lebih miskin dibandingkan generasi sebelumnya karena terjebak Doom Spending.
Penyebab utamanya adalah tren doom spending, sebuah fenomena pengeluaran impulsif yang dianggap sia-sia.
Kedua generasi ini sering kali menghabiskan uang untuk perjalanan, pakaian, atau barang-barang mewah tanpa memikirkan pentingnya menabung.
Fenomena doom spending ini muncul di media sosial dan menjadi tren yang memperburuk kondisi keuangan mereka.
Apa Itu Doom Spending?
Doom spending adalah istilah yang menggambarkan kebiasaan berbelanja impulsif untuk meredakan stres atau kecemasan.
Dilansir dari Psychology Today, perilaku ini muncul saat seseorang merasa pesimis tentang kondisi ekonomi atau masa depan.
Kecemasan ini kemudian diatasi dengan belanja berlebihan, sebagai cara sementara untuk mendapatkan kesenangan.
Namun, perilaku ini justru membawa masalah keuangan. Banyak anak muda dari generasi Gen Z dan Milenial yang akhirnya terjebak dalam utang akibat kebiasaan konsumtif ini.
Penyebab Doom Spending
Salah satu faktor utama yang mendorong doom spending adalah arus berita buruk yang terus menerus diterima oleh generasi muda.
Hal ini memicu rasa cemas dan membuat mereka merasa dunia sedang dalam keadaan krisis.
Dampak Doom Spending pada Keuangan Gen Z dan Milenial
Belanja impulsif ini justru membawa dampak negatif, dengan niat memperbaiki situasi, Gen Z dan Milenial justru bisa terjerumus dalam masalah utang.
Solusi Mengatasi Doom Spending
Agar tidak terjebak dalam kebiasaan doom spending, penting bagi generasi muda untuk lebih sadar dalam mengelola keuangan mereka.
Menyusun anggaran yang jelas, mengurangi pengeluaran tidak penting, dan menabung untuk masa depan bisa menjadi langkah awal untuk keluar dari pola belanja impulsif ini.
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.