Kasus Perudungan SMA Binus, Kapolres Jaksel Tegaskan Tidak Ada Anak Ketua Partai Terlibat

Selasa 17 Sep 2024, 18:59 WIB
Kapolres Jakarta Selatan Kombes Ade Rahmat Idnal

Kapolres Jakarta Selatan Kombes Ade Rahmat Idnal

POSKOTA.CO.ID - Polisi langsung bergerak mendalami kasus bullying atau perudungan yang terjadi di SMA Binus, Simprug, Jakarta Selatan. Kapolres Jakarta Selatan Kombes Ade Rahmat Idnal menegaskan tidak ada anak ketua partai yang terlibat dalam kasus tersebut.

Hal ini berdasarkan pengakuan korban perudungan berinisial RE, 16, yang mengaku bahwa salahsatu pelaku perudungan mengaku sebagai anak dari ketua Partai di Indonesia.

Dikatakan Ade, pihaknya telah mengecek data kependudukan para siswa terduga pelaku. Hingga saat ini ditegaskan Ade, belum diketahui data anak ketua parpol yang terlibat dalam kasus itu.

"Kami sudah mengecek data kependudukan, kami sudah mengecek KK, hingga saat ini kami belum tahu yang dimaksud (pimpinan partai politik)," ungkap Ade pada audiensi kasus dugaan bullying SMA Binus Simprug bersama Komisi III DPR di gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Selasa 17 September 2024. Audiensi itu dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi III DPR Habiburokhman.

Ditambahkan Ade, dalam hal ini penyidiknya bekerja berdasarkan fakta hukum dan tidak terpengaruh oleh latar belakang keluarga pelaku yang diduga anak pimpinan partai politik.

"Dari beberapa informasi yang disampaikan, yang disebut tadi ada beberapa partai, anak ketua partai, ataupun lain hal sebagainya, kami tentunya berdasarkan hukum, dan data yang ada," tegasnya.

Sementara itu RE mengungkapkan salahsatu pelaku perudungan mengaku sebagai anak ketua Partai besar.

"Mereka mengatakan kepada saya, 'Lu jangan macem-macem sama kita, lu mau nyaman sekolah di sini, lu mau bisa kita nggak bully di sini, lu harus bisa ngelayanin kita semua. Lu tahu nggak bapak kita siapa, dia bapaknya ketua partai, bapak dia DPR, bapak dia MK'," beber RE.

Dirinya pun mengaku selalu diperlakukan tidak baik oleh teman-temannya tersebut. "Selalu di-bully di depan umum, di depan siswa laki-laki, di depan siswa perempuan, bahkan di depan guru," tambahnya.  

RE pun mengaku perudungan yang ia rasakan sudah terjadi sejak November 2023. RE menceritakan pengalamannya itu dalam rapat audiensi di Komisi III DPR, Selasa 17 September 2024. Proses audiensi tersebut  juga ditemani kuasa hukumnya, Sunan Kalijaga, dan salah satu tim kuasa hukum siswa terlapor, Rasamala Aritonang.

"Kenyataannya, ketika saya baru pertama kali masuk sekolah di bulan November 2023, itu saya sudah mendapatkan bullying secara verbal yang tiada hentinya, selalu di-bully di depan umum, di depan siswa laki-laki, perempuan, bahkan di depan guru," bebernya.

News Update