Ketua Umum PSSI Erick Thohir siapkan sanksi untuk wasit Eko Agus Sugiharto yang memimpin pertandingan antara Aceh dan Sulawesi Tenggara.(Poskota/Ahmad Tri Hawaari)

Sepak Bola

Ini Deretan Kejanggalan Keputusan Wasit di PON XXI, Erick Tohir: Bila Terbukti Bersalah Maka Akan Disanksi Seumur

Minggu 15 Sep 2024, 21:35 WIB

POSKOTA.CO.ID - Profesi wasit sepakbola kini tercoreng dengan dugaan praktik curang pada partai semifinal sepak bola putra PON XXI 2024 Aceh-Sumut antara tuan rumah Aceh dan Sulawesi Tenggara (Sulteng) yang berlangsung di Stadion Dimurthala, Banda Aceh, Sabtu, 14 September 2024.

Akibatnya permainan pun berlangsung ricuh, bahkan akibat emosional salahsatu pemain Sulteng pun hingga memukul wasit Eko Agus Sugiharto hingga tersungkur hingga dievakuasi ke ambulan untuk dibawa ke rumah sakit.

Awalnya team Sulteng sudah terlebih dahulu unggul pada menit ke-24 melalui gol yang dicetak Wahyu Alan. Lalu Aceh menyamakan kedudukan pada masa injury time babak kedua lewat eksekusi penalti Akmal Juanda.

Namun diantara gol Sulteng dan gol Aceh, diwarnai berbagai keputusan kontroversial wasit Eko Agus Sugiharto yang dianggap berat sebelah. 

Beberapa catatan mengenai keputusan wasit yang dinilai berat sebelah ke tuan rumah diantaranya: 

1. Pada menit ke-6 injury time babak pertama, pemain Sulteng A.Sabir masuk ke area penalti Aceh. Pergerakan Sabir dengan bola coba dihentikan Irza Rahmad Dian dengan sebuah tendangan yang mengarah ke kepala. Sabir terjatuh.

Ironisnya, wasit tidak melakukan apa-apa dam tidak menganggap hal itu pelanggaran sehingga tidak dijatuhkan sanksi.

Pertandingan pun terus dilanjut, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

2. Namun ketika pelanggaran terhadap Sabir di penghujung babak pertama.  Eko pun langsung memberi kartu kuning kepada pemain Sulteng Wahyu Alman ketika melakukan pelanggaran serupa terhadap Hercules. A

Dalam hal ini, lman yang mendapat kartu kuning kedua pun harus keluar dari lapangan. Terpaksa ketika itu, team Sulteng harus bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-75.

4. Lalu di menit ke-84 Sulteng harus bermain dengan sembilan orang setelah wasit Eko memberi kartu merah kepada Moh. Akbar. Akbar diganjar kartu merah lantaran menekel Hercules saat perebutan bola. 

Pada awalnya Akbar membuang bola. Namun lanjutan gerak Akbar membuat kakinya mengenai kaki Hercules.

5. Puncak keputusan kontroversial wasit Eko terjadi pada menit ke-97 ketika dia memberikan hadiah penalti setelah pemain Aceh Muhammad Nur Mahyudin yang dibayang-bayangi dua pemain Sulteng di area kotak penalti terjatuh. 

Padahal, dalam tayangan ulang, terlihat jelas bahwa sang pemain sengaja menjatuhkan diri. 

Akibat keputusan ini akhirnya memicu pemain Sulteng Muhammad Rizki melayangkan bogem mentah ke wajah wasit Eko hingga dirinya terjungkal.

Petugas medis pun langsung mengevakuasi Wasit asal Palembang itu sempat mendapat perawatan sebelum dibawa keluar lapangan dengan mobil ambulan.

Laga kemudian dilanjutkan dengan dipimpin wasit cadangan Fadli Nurdiana. Pertandingan dimulai dengan tendangan penalti Aceh yang berhasil ditepis oleh kiper Sulteng Rexy. Beberapa menit kemudian, Aceh kembali memperoleh hadiah penalty. Hukuman ini juga jadi perdebatan lantaran bola mengenai tangan Ichwansyah setelah lebih dulu terpantul ke kaki. Hukuman penalti kali ini dituntaskan Akmal Juanda dengan sebuah gol yang mengubah kedudukan menjadi 1-1.

Laga kemudian dilanjutkan ke babak tambahan. Namun Sulteng memilih untuk mengundurkan diri.

Sementara itu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengecam keras peristiwa ini. PSSI akan melakukan investigasi mendalam dimulai dari kepemimpinan wasit Eko yang dinilai penuh kejanggalan. 

"Pastinya akan dilakukan investigasi mendalam. Indikasi pertandingan yang tidak fair menjadi materi serius yang ditelaah. Pun halnya reaksi pemain yang dipastikan berbuah sanksi yang sangat berat," kata Erick dalam rilis PSSI, Minggu 15 September 2024.

Bahkan apabila terbukti, Erick pun sesumbar tidak akan main-main dalam menjatuhkan sanksi. "Ada sanksi larangan seumur hidup yang akan dijatuhkan pada wasit bila terbukti," paparnya.

Selain itu untuk, Erick menegaskan bahwa tak ada pembiaran bagi pemain untuk melakukan aksi pemukulan. 

"Ini adalah tindakan kriminal yang punya konsekuensi hukum. Skandal soal keputusan wasit jadi hal lain yang juga punya konsekuensi hukum jika memang ternyata terindikasi diatur oleh oknum tertentu," tegas Erick.

Tags:
Wasit Sepak BolaPON XXIErick Tohirpssi

Yugi Prasetyo

Reporter

Yugi Prasetyo

Editor