Bojan Hodak beberkan keluhan jadwal padat Persib Bandung yang berlaga di dua kompetisi. (persib.co.id)

Sepak Bola

Pelatih Persib Bandung Keluhkan Jadwal Padat karena Bermain di 2 Kompetisi: Kami Bisa Mati

Sabtu 14 Sep 2024, 23:05 WIB

POSKOTA.CO.ID – Persib Bandung memiliki agenda yang padat pada September-Oktober 2024, karena harus bermain di 2 kompetisi, yakni BRI Liga 1 dan juga AFC Champions League Two.

Jika menggabungkan jadwal dua kompetisi tersebut, Maung Bandung harus main 6 kali dalam jeda waktu 22 Hari. Menurut Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak, hal tersebut tidak wajar.

Melihat anak asuhnya harus berjuang ekstra keras, sebenarnya dirinya sudah coba untuk mengajukan protes dan banding, tapi semuanya berakhir sia-sia.

Selain di Liga 1 Indonesia 2024/2025, Marc Klok dkk juga akan bertanding di AFC Champions League Two 2024/2025 untuk mewakili Indonesia di kompetisi internasional Asia.

Jika melihat sesuai jadwal, setelah menghadapi PSM Makassar pada Rabu 11 September 2024 saja, Persib memiliki lima pertandingan yang harus dijalani dalam rentang waktu yang cukup singkat, yakni:

Menurut Bojan Hodak, jadwal ini tidak masuk akal. Melalui manajemen, dia telah mencoba mengajukan banding kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1.

"Kami akan bermain enam pertandingan dalam 22 hari. Ini tidak normal. Kami sudah mengajukan liga untuk mengubah jadwal, tapi mereka tidak mau (mengubahnya)," keluhnya.

Mantan pelatih Johor Darul Ta'zim itu memahami bahwa PT LIB telah menyusun jadwal yang telah disesuaikan dengan aturan FIFA, yakni mengizinkan tim untuk bisa bermain setiap tiga hari. 

Tapi, menurutnya hal tersebut tak bisa dilakukan oleh Persib Bandu dan juga tim-tim yang ada di Indonesia pada umumnya.

"Mungkin mereka tidak mengerti dengan apa yang akan kami lakukan. Memang mereka mengikuti aturan FIFA bahwa tim bisa bermain setiap tiga hari, tapi itu bisa membuat kami mati," ujar Hodak.

Pertimbangan Bojan Hodak

Menurutnya, jeda antarpertandingan terlalu singkat. Apalagi jika harus bepergian untuk melakoni laga tandang. 

Tentunya hal ini dapat menyulitkan persiapan timnya. Selain itu, para pemain pun akan jadi kelelahan dan meningkatkan risiko cedera.

"Memang bisa dilihat di Eropa, Manchester City punya jumlah laga yang sama, tapi mereka punya jet pribadi, mereka bisa tidur di pesawat, melakukan recovery di pesawat, bahkan bisa memberikan mereka oksigen," jelasnya.

"Sedangkan kami pergi memakai penerbangan biasa, makan seadanya dan mereka ingin kami memainkan enam laga dalam 22 hari,” terangnya.

“Tentu saja ini memengaruhi performa kami, risiko pemain cedera meningkat dan seseorang ingin kami bermain bagus di AFC," tambah Bojan.

Selain itu, dia mengingatkan bahwa dari segi wilayah saja, Indonesia dan Asia berbeda dengan Eropa. Miaslnya saat melawan Zhejiang, Persib harus terbang ke Tiongkok dengan perjalanan selama 10 jam.

Durasi penerbangan ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan Eropa. "Mereka tidak mengerti ketika di Eropa penerbangan hanya 3-4 jam maksimal dari daerah satu ke daerah lain," kata Hodak.

Dia mengatakan, dua Tahun lalu dirinya bersama KL City bermain AFC Cup final, semifinal ke Uzbekistan dan terbang 27 jam. 

Tetapi, Liga Malaysia menolongnya dengan mengubah jadwal sehingga mendapat hasil baik. “Itulah bagaimana Malaysia punya 2 tim di Champions League," paparnya.

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari. 

Tags:
persib-bandungBojan HodakMaung Bandungpelatih Persib Bandung

Fia Afifah Rahmah

Reporter

Fia Afifah Rahmah

Editor