POSKOTA.CO.ID - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi melaporkan ratusan ribu jiwa terdampak krisis air bersih. Beberapa langkah telah dilakukan.
"Jumlah warga terdampak di Kabupaten Bekasi yang mengalami krisis air bersih sebanyak 33.894 kepala keluarga (KK) atau 108.505 jiwa," kata Kepala BPBD Kabupaten Bekasi, Muchlis, dalam keterangannya pada Rabu, 11 September 2024.
Untuk mengantisipasi krisis air bersih, pihaknya sudah mendistribusikan sebanyak 1.043.500 liter air bersih untuk masyarakat yang terdampak kekeringan akibat kemarau panjang.
Selain air bersih, BPBD mendistribusikan air mineral galon hingga toren untuk menampung air bersih.
Muhlis melanjutkan, hingga Senin, 9 September 2024, tercatat ada 39 desa yang tersebar di 12 kecamatan mengalami krisis air bersih. "39 Desa yang tersebar dari 12 Kecamatan alami krisis air bersih di Kabupaten Bekasi," sambungnya.
Pun pada Senin, 9 September 2024 lalu, sebanyak 114.000 liter air bersih kembali disalurkan di sejumlah desa di Kabupaten Bekasi.
Pendistribusian air bersih diberikan ke Kecamatan Sukawangi, Tambun Utara, Muaragembong, Cikarang Timur, Cikarang Pusat, Cikarang Timur, Pebayuran, Serang Baru, Cibarusah hingga Bojongmangu.
Terpisah, Warga sekitar bernama Muhamad Ali, asal Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukawangi pun juga mengaku kini mengalami kekeringan dan air bersih. "Sumur mata air kami udah kering," kata Ali yang merupakan Petani asal Sukawangi.
Dia menegaskan selain dari dampak kemarau panjang, aliran air pun sulit didapat. Hal ini terjadi karena terdapat tanggul yang rusak serta kondisi air di Kali Cikarang mengering.
"Gak ada hujan, pasokan air gak ada, pintu air (tanggul) belum ada perbaikan dan kali Cikarang ini kering," paparnya.
Ali berharap, selain adanya pendsitribusian air, agar pemerintah memberikan bantuan lainnya, karena hal ini sudah berdampak pada perekonomian petani yang mengalami gagal panen saat musim kemarau.