POSKOTA.CO.ID - Tak sedikit orang yang mungkin pernah merasakan rasa kantung pada siang hari.
Rasa kantuk di siang hari bisa muncul karena berbagai faktor, salah satunya yakni sulit tidur pada malam hari.
Hal ini sering terjadi pada orang dewasa, akan tetapi pada usia remaja yang aktif mengikuti beragam kegiatan juga bukan hal mustahil untuk mengalami kondisi ini.
Tidur siang memang disarankan untuk memulihkan kondisi tubuh agar lebih aktif kembali.
Namun jika rasa kantuk datang secara berlebihan pada siang hari dan konsisi ini terjadi terus-menerus bisa jadi salah satu gejala dari gangguan tidur Hipersomnia.
Jika dibiarkan, kondisi ini tentu akan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Selain itu, sulit untuk berkonsentrasi dan tubuh rentan merasa lemas.
Lalu, apa yang dimaksud dengan Hipersomnia?
Salah satu ahli mengungkapkan bahwa Hipersomnia merupakan kondisi gangguan tidur pada seseorang.
"Hipersomnia merupakan kondisi saat seseorang mengalami rasa kantuk berlebihan terutama di siang hari.
Mereka yang mengalami Hipersomnia juga dapat tertidur secara berlebih pada malam hari," katanya dikutip dari Healthline.
Sebagai informasi, idealnya bagi orang dewasa adalah sekitar tujuh hingga sembilan jam setiap malamnya.
Namun, bagi penderita Hipersomnia mungkin tidur lebih dari 11 jam sehari dan bahkan tetap merasa lelah dan tidak segar.
Kondisi Hipersomnia juga dapat memengaruhi suasana hati dan kognisi.
Gejala yang umum terjadi meliputi gampang marah, kecemasan, rasa kantuk atau kelelahan yang terus-menerus, kesulitan berpikir atau berbicara, kesulitan mengingat, serta merasa gelisah.
Selain rasa lelah dan kantuk yang kronis, Hipersomnia juga dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.
Mereka yang mengalami hipersomnia sering kali mengalami kesulitan dalam mempertahankan pekerjaan, hubungan pribadi, atau kewajiban sosial lainnya.
Hipersomnia terbagi atas dua tipe, berikut ini adalah penjelasannya.
2 Tipe Hipersomnia
1.Hhipersomnia primer
Mencakup kondisi seperti narkolepsi, hipersomnia idiopatik, dan sindrom Kleine-Levin.
2. Hipersomnia sekunder
Kondisi ini disebabkan oleh kondisi medis yang mendasari, penggunaan obat-obatan atau penggunaan zat, atau bahkan sindrom tidur yang tidak memadai.
Akibatnya, solusi pengobatan untuk hipersomnia dapat bervariasi.
Langkah-langkah dasar dapat mencakup mematuhi waktu tidur yang teratur dan menghindari zat-zat seperti alkohol yang dapat memengaruhi tidur serta kognisi.
Untuk orang dengan Hipersomnia sekunder, menargetkan kondisi kesehatan yang mendasari adalah tujuan utama.
Namun, orang dengan Hipersomnia primer mungkin merasa lega dengan mengikuti rencana perawatan yang sama seperti untuk narkolepsi.
Meskipun Hipersomnia tidak secara langsung terkait dengan risiko kesehatan yang merugikan seperti hipertensi atau diabetes seperti insomnia kronis, hipersomnia tetap berpotensi melemahkan.
Pasalnya, seseorang yang mengalami kantuk berlebihan secara terus-menerus akan mengalami gangguan kognitif yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Jadi disarankan agar dapat memanage waktu istirahat yang cukup, terutama bagi ornag yang sibuk berkegiatan.
Akan tetapi, jika sudah merasakan tanda-tanda kantuk berlebih, sebagikan segera berkonsultasi dengan ahlinya.
Hal ini mungkin perlu dibicarakan secara detail agar kendala yang dihadapi dapat segera teratasi. (*)
Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.