LEBAK, POSKOTA.CO.ID - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lebak Provinsi Banten mengambil sampel air Sungai Ciujung, yang tercemar limbah. Tercemar diduga karena ulah salah satu perusahaan di wilayah tersebut.
Pengambilan sampel untuk memastikan kondisi air sungai yang sempat membuat resah warga karena mengalami berubah warna menjadi kotor dan bau menyengat. Juga mengakibatkan ikan-ikan di sungai mati.
Dari informasi yang dihimpun, pencemaran air sungai yang terjadi cukup luas. Mulai dari Desa Cileles, Kecamatan Cileles, Desa Sarageni, Kecamatan Cimarga hingga ke Desa Muara Dua, Kecamatan Cikulur.
Kondisi sungai yang tercemar membuat warga bantaran sungai resah karena air sungai masih sering digunakan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kabid Penataan dan Peningkatan Kapasitas DLH Lebak, Erik Indra Kusuma mengungkapkan, pihaknya telah mengambil sampel air sungai untuk diuji lab. Terkait dengan racun yang mencemari sungai saat ini masih menunggu hasil uji laboratorium.
"Proses pengolahan air limbah sedang diuji di lab, sebagai dasar untuk bisa menjelaskan kondisi air di Sungai Ciujung," ungkapnya, Kamis, 5 September 2024.
Dia mengatakan, proses uji aboratorium ini menunggu 14 hari dan akan segera diinformasikan kembali setelah hasilnya keluar.
Mengenai sungai Ciujung yang tercemar tersebut, dia mengimbau agar warga bantaran sungai tidak mengambil air ke sungai.
"Sementara waktu warga jangan turun dan mengambil air di sungai Ciujung. Karena setelah tim turun ke lapangan air kondisinya bau menyengat dan warnanya hitam," katanya.
"Bagi warga sebaiknya menunggu air steril terlebih dahulu, karena saat ini kondisinya berbahaya. Setelah melihat kejadian kemarin banyak ikan yang mendadak mati," sambungnya.
Menurutnya, proses uji laboratorium ini mengambil dua sampel, yakni air sungai Ciujung tercemar dan limbah pabrik. Prosesnya membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk membuktikan hasilnya.