Studi Ilmiah Ungkap Berhenti Merokok Bisa Turunkan Resiko Demensia, Simak Penjelasannya

Senin 02 Sep 2024, 19:51 WIB
Ilustrasi. Penelitian ungkap kebiasaan merokok bisa tingkatkan resiko demensia. (Freepik/Nensuria)

Ilustrasi. Penelitian ungkap kebiasaan merokok bisa tingkatkan resiko demensia. (Freepik/Nensuria)

POSKOTA.CO.ID - Demensia disebut-sebut bisa dipengaruhi oleh kebiasaan merokok.

Seperti diketahui bahwa tingkat kebiasaan meroko di sejumlah negara masih tinggi.

Adapun resiko dari kebiasaan merokok beragam, yakni bisa menyebabkan gangguan jantung, gangguan darah, hingga pernafasan.

Namun rupanya kebiasaan merokok juga bisa memengaruhi resiko demensia.

Konon jika kebiasaan merokok sudah parah, bisa saja demensia terjadi pada usia dini.

Meskipun demikian, tak sedikit orang yang belum memahami dan memiliki kesadaran terkait hal tersebut.

Bahkan penelitian mengungkap fakta mengejutkan mengenai resiko demensia yang disebabkan oleh kebiasaan merokok.

Berdasarkan kesimpulan dari sebuah penelitian inovatif yang mencakup 14 negara Eropa tentu sangat mengkhawatirkan.

Penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications ini diikuti 32 ribu orang dewasa berusia 50 dan 104 tahun selama 15 tahun. 

Dengan meneliti 16 kombinasi gaya hidup, para peneliti dapat mengisolasi efek merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, dan kontak sosial terhadap penurunan kognitif.

Dari studi tersebut dinyatakan bahwa, terlepas dari faktor gaya hidup lainnya, non perokok secara konsisten menunjukkan tingkat penurunan kognitif yang lebih lambat dibandingkan dengan perokok.

Temuan ini menunjukkan bahwa berhenti merokok-atau tidak pernah memulainya sama sekali dapat menjadi langkah yang paling penting dalam menjaga fungsi otak seiring bertambahnya usia.

"Temuan kami menunjukkan bahwa di antara perilaku sehat yang kami teliti, tidak merokok mungkin merupakan salah satu yang paling penting dalam hal menjaga fungsi kognitif," kata Dr Mikaela Bloomberg dari University College London diikutip Study Finds.

Sedangkan bagi orang yang terbiasa merokok atau sudah memasuki fase kecanduan resiko tersebut justru lebih tinggi.

"Bagi orang yang tidak dapat berhenti merokok, hasil penelitian kami menunjukkan bahwa terlibat dalam perilaku sehat lainnya seperti olahraga teratur, konsumsi alkohol dalam jumlah sedang, dan aktif secara sosial dapat membantu mengimbangi efek kognitif yang merugikan dari merokok," sambungnya.

Temuan ini memiliki implikasi penting bagi individu dan upaya kesehatan masyarakat. 

Para peneliti pun menyarankan agar berhenti merokok, atau bagi yang belum pernah untuk tidak mencobanya sama sekali.

Selain itu, bagi masyarakat yang bukan perokok juga diingatkan untuk menghindari asap rokok.

Pasalnya, selain demensia, kebiasaan merokok bisa menimbulkan masalah kesehatan lainnya. (*)

Dapatkan berita dan informasi menarik lainnya di Google News dan jangan lupa ikuti kanal WhatsApp Poskota agar tak ketinggalan update berita setiap hari.

News Update