Berhasil Turunkan Stunting, Desa Kupahandap Pandeglang Tembus ke Tingkat Nasional Wakili Banten

Sabtu 31 Agu 2024, 14:28 WIB
Kegiatan verifikasi lapangan oleh tim Kemendes di Desa Kupahandap, Pandeglang, Sabtu, 31 Agustus 2024. (dok. DPMPD Pandeglang)

Kegiatan verifikasi lapangan oleh tim Kemendes di Desa Kupahandap, Pandeglang, Sabtu, 31 Agustus 2024. (dok. DPMPD Pandeglang)

PANDEGLANG, POSKOTA.CO.ID - Desa Kupahandap, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, masuk mewakili Banten ke tingkat nasional dalam ajang lomba desa berkinerja baik dalam menurunkan angka stunting.

Sebelumnya, Desa Kupahandap tersebut mampu melibas desa-desa lain se-Provinsi Banten dalam ajang tersebut. Kini Desa Kupahandap satu-satunya desa di Banten yang masuk dalam nominasi laga lomba desa terbaik dalam percepatan penurunan stunting.

Dalam laga tersebut, Desa Kupahandap bersaing dengan 15 desa yang lain perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia pada laga tingkat nasional yang diselenggarakan oleh pihak Kementrian Pembangunan Desa Tertinggal (Kemendes PDT).

Salah seorang tim verifikasi lapangan dari Kemendes PDT, Iis Darmakusuma mengungkapkan, hari ini, Sabtu, 31 Agustus 2024, pihaknya bersama jajaran tim verifikasi turun langsung ke Desa Kupahandap, Kecamatan Cimanuk, Pandeglang.

Tujuannya adalah untuk melakukan pemeriksaan fisik dokumen dan fisik dari program yang menjadi unggulan Desa Kupahandap, karena desa ini masuk dalam nominasi lomba desa berkinerja baik dalam percepatan penurunan stunting mewakili Provinsi Banten.

"Jadi, kami melakukan kunjungan ke desa ini (Kupahandap-red) untuk melakukan pemeriksaan fisik dokumen dan fisik lainnya. Desa Kupahandap di Pandeglang ini, satu-satunya desa yang mewakili Banten ke tingkat nasional," ungkapnya usai melakukan verifikasi di Desa Kupahandap, Kecamatan Cimanuk, Pandeglang, Sabtu, 31 Agustus 2024.

Dia mengatakan, pemerintah Indonesia telah menetapkan target penurunan angka stunting dalam RPJMN 2020-2024 menjadi 14 persen pada akhir 2024. Karena, lanjut dia, penanganan stunting menjadi prioritas pemerintah, karena dampak jangka panjangnya yang merugikan bagi negara.

"Bayi stunting akan mengalami gangguan tumbuh kembang, termasuk perkembangan otak atau kognisi. Ketika dewasa prestasi belajarnya cenderung rendah, memiliki tingkat produktivitas rendah ketika bekerja, dan cenderung menderita penyakit degeneratif seperti darah tinggi, diabetes, stroke, jantung, dan lain-lain," katanya.

Menurutnya, ragam penyakit yang dipicu stunting tersebut sangat merugikan, karena selain berbiaya mahal untuk perawatannya, untuk jangka panjang tidak dapat sepenuhnya disembuhkan. 

"Mengingat efek jangka pendek dan jangka panjang stunting yang merugikan, ditambah dengan tantangan-tantangan baru akibat pandemi COVID-19, maka diperlukan perubahan strategi dan re-orientasi program percepatan penurunan stunting yang terkoordinasi secara nasional," ujarnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Pandeglang, Muslim menuturkan, pihaknya sangat mengapresiasi setinggi-tingginya terhadap Pemdes Kupahandap yang sudah mewakili semua desa se-Provinsi Banten, masuk tingkat nasional dalam lomba desa berkinerja baik dalam percepatan penurunan stunting.

Berita Terkait

News Update