Jakarta sedang menjadi sorotan banyak pihak seiring dengan dinamika politik jelang pilkada. Satu di antaranya, publik menunggu momen siapa yang bakal diusung PDIP sebagai calon gubernur.
Bicara dinamika politik dalam beberapa hari terakhir ini terlihat sangat dinamis, utamanya menyangkut nama- nama kandidat yang akan diusung oleh parpol atau gabungan parpol sebagai calon kepala daerah (cakada).
Sebelumnya santer disebut-sebut, Anies Baswedan akan diusung oleh PDI sebagai cagub di pilkada Jakarta, tetapi hingga pengumuman nama – nama kandidat, tak disebut nama Anies. Yang mencuat kemudian, beredar nama kandidat dari kader internal, Pramono Anung.
“Masih ada waktu dua hari lagi, pendaftaran pasangan cakada ditutup 29 Agustus pukul 24.00,” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
“Ya, kita tunggu saja. Yang jelas semua nama kandidat yang ramai diwacanakan masih punya peluang yang sama. Peluang menjadi hilang setelah pasangan cakada diumumkan, lantas didaftarkan ke KPU,” kata Yudi.
“Dinamika pilkada bukan hanya pada penetapan pasangan calon, dukungan politik kepada cakada juga masih mencair, bisa berubah. Misalnya hari ini dukung A, besok dukung B, luas boleh jadi dukung C,” kata mas Bro.
“Pasangan calon sudah didaftarkan saja bisa berubah dukungan, apalagi belum resmi didaftarkan ke KPU. Contohnya, Cagub Pilkada Banten, Airin Rachmi Diany, sebelumnya didukung Golkar, kemudian ditarik, sehari kemudian kembali didukung ,” kata Heri.
“Itulah dinamika politik yang diwarnai adanya perubahan sikap politik karena adanya kalkulasi politik dan landasan ideologi masing – masing parpol. Masih mencair, masih bisa berubah,” kata mas Bro.
“Nah, kalian sebagai warga Jakarta, gimana soal kandidat cakada?,” tanya Heri.
“Yang dideklarasikan kan sudah dua paslon, satu independen, satu lagi dari KIM Plus,” kata Yudi.
“Kalau aku sih menunggu setelah semua calon didaftarkan. Kan, masih ada satu parpol yang belum mengumumkan,” kata mas Bro.
“Masih penasaran ya siapa yang bakal dicalonkan PDIP?,” kata Yudi.
“Bukan soal penasaran, tetapi lebih kepada menilai masing – masing calon setelah resmi didaftarkan, ditetapkan sebagai cakada. Itu soal menilai, kalau pilihan harus sesuai hati nurani,” jelas mas Bro. (Joko Lestari).