Harga Bitcoin Longsor, Analis Kripto Ini Ungkap Potensi Rebound hingga Rp2,7 miliar

Senin 12 Agu 2024, 10:49 WIB
Ilustrasi harga bitcoin. (sumber: pexels/Karolina Kaboompics)

Ilustrasi harga bitcoin. (sumber: pexels/Karolina Kaboompics)

POSKOTA.CO.ID - Harga bitcoin (BTC) longsor 4 persen dalam 24 jam terakhir, menurut data Coinmarketcap, Senin pagi, 12 Agustus 2024, pukul 10.26 WIB. Semula ada di harga Rp978 juta, kini Bitcoin jatuh ke angka Rp935 juta.

Seiring penurunan tersebut, market cap bitcoin juga jatuh ke Rp18 ribu triliun, turun 4,3 persen. Namun volume perdagangan bitcoin naik 73 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam kondisi ini, bagaimana pandangan analis kripto?

Analis Kripto, Caleb Franzen, menyampaikan analisisnya terhadap grafik utama untuk melacak bagaimana kinerja bitcoin sejak akhir 2022 lalu. Dia berfokus mengamati rata-rata pergerakan harga bitcoin selama 200 hari.

Dia mengakui, penurunan bitcoin di bawah rata-rata ini memang mengkhawatirkan. Ia mengatakan, saat pasar sedang bullish, harga bitcoin biasanya tetap berada di atas level utama saat ini.

"Penurunan di bawah level ini menjadi tanda bahwa bitcoin mungkin memasuki fase bearish," kata Franze, dikutip dari kanal youtube Thinking Crypto, Senin, 12 Agustus 2024.

Namun, Franzen tidak panik atas penurunan harga bitcoin saat ini. Sebab penurunan seperti sekarang ini juga pernah terjadi pada Juni dan Agustus tahun-tahun yang lalu, kemudian bitcoin bangkit kembali dengan cepat.

Franzen menggunakan analogi sederhana untuk menggambarkan potensi Bitcoin. Ketika Bitcoin kembali berada di atas rata-rata pergerakan, ia dapat mengalami kenaikan yang kuat.

Namun, ia juga mengingatkan, upaya pertama untuk menembus level tersebut mungkin tidak langsung berhasil, sebagaimana tren masa lalu.

"Pasar bullish ditandai dengan tren harga di atas moving average jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang utama. Jadi, jika harga menembus di bawah moving average jangka panjang tersebut, itu bukan indikasi bullish, kemungkinan besar kita berada dalam rezim bearish," ujarnya.

Franzen juga menyebut pentingnya penurunan sementara Bitcoin di bawah moving average jangka pendek. Karena saat pasar bullish, penurunan seperti itu umum terjadi dan sering kali diikuti oleh pemulihan cepat.

Dia meyakini, bitcoin secara konsisten menunjukkan ketahanan, bangkit kembali dengan cepat, dan mempertahankan tren kenaikannya bahkan setelah menghadapi tantangan.

Berita Terkait

Jembatan Legok di Jatiasih Longsor

Rabu 11 Sep 2024, 13:10 WIB
undefined

News Update