POSKOTA.CO.ID - Pandangan yang menyebut Bitcoin (BTC) telah mencapai titik terendahnya tidak dapat dipastikan. Untuk mencapai titik terendah yang sebenarnya, harganya perlu menyentuh kembali level support beberapa kali.
Harga tersebut biasanya tidak mencapai titik terendah dan tetap di sana. Sering kali membentuk double bottom, yang titik terendah yang lebih tinggi, atau bergerak ke samping untuk terakumulasi.
Jika level 50 ribu dolar AS hingga 52 ribu dolar AS bertahan, 95 persen harga Bitcoin akan kembali naik. Jika level ini bukan yang terbawah, harga bitcoin tentu akan jatuh lagi.
Namun, jika berada di titik terbawah, harga akan kembali ke level awal dengan kemunduran yang lambat.
Mayer Multiple mengukur harga Bitcoin saat ini terhadap rata-rata pergerakan 200 hari. Rata-rata 200 hari ini merupakan indikator terkenal untuk menentukan apakah pasar secara umum sedang naik atau turun.
Saat ini, Mayer Multiple berada pada level terendah sejak Bear Market Bottom tahun 2022.
Jika ingin investasi pada Bitcoin dalam jangka 6 sampai 12 bulan, maka sekarang jadi waktu yang tepat untuk beli. Periode saat ini menawarkan peluang untuk berinvestasi dengan harga lebih rendah.
Berdasarkan data Cointelegraph, jumlah Bitcoin yang disimpan ada lebih dari 100 BTC. Ini meningkat dari 15.913 menjadi 16.006 selama penurunan pasar baru-baru ini. Artinya, investor besar alias paus membeli lebih banyak Bitcoin.
Mantan CEO MicroStrategy Michael Saylor, pemegang utama Bitcoin, mengumumkan bahwa dia memiliki Bitcoin senilai lebih dari 1 miliar dolar AS.
Selain itu, data dari CryptoQuant menunjukkan bahwa sejak ETF Bitcoin Spot diluncurkan, jumlah wallet Bitcoin baru yang menyimpan lebih dari 1.000 BTC telah melonjak ke titik tertinggi sepanjang masa.
Peningkatan ini menunjukkan bahwa investor besar dan cerdas membeli lebih banyak Bitcoin. Sementara investor kecil dan pedagang menjualnya dengan panik.