JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengambil opsi berkomunikasi dengan partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta.
Alasan PKS mengambil opsi tersebut karena batas waktu pengusungan Anies Baswedan-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta berakhir 4 Agustus.
"Kerja pasangan Aman (Anies-Iman) berakhir 4 Agustus. Lewat tenggat waktu, kita kaji, bahas mendalam dengan pimpinan Koalisi Indonesia Maju (KIM)," kata Juru Bicara PKS M Kholid di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Sabtu, 10 Agustus 2024.
Kholid melanjutkan, faktor mengapa harus memilih opsi berkomunikasi dengan KIM karena peroleh kursi PKS di DPRD DKI Jakarta hasil Pileg 2024 hanya 18 kursi sehingga masih kurang empat kursi untuk bisa mengusung calon sendiri.
Karena itu, pasangan Anies-Iman tidak bisa berlayar mengingat syarat partai pengusung di Pilkada Jakarta harus 22 kursi.
"(Syarat pertama mengusung) 22 kursi, belum terpenuhi. DPP PKS memiliki ijtihad untuk membuat opsi lain. Salah satunya membantu komunikasi dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM)," tutur Kholid.
Hasil Musyawarah Majelis Syuro PKS juga mengamanatkan DPP PKS untuk melakukan komunikasi dengan Prabowo Subianto presiden terpilih pada Pilpres 2024.
"Majelis syuro ke-11 ini mengamanatkan ke DPP PKS untuk melanjutkan komunikasi yang telah berlangsung dengan baik, kepada pimpinan partai, tokoh, keumatan dan kebangsaan, untuk upaya membangun Indonesia lebih baik," kata Presiden PKS Ahmad Syaikhu.
Dia menyebutkan, petinggi PKS telah membuka komunikasi dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
"Beberapa hal disampaikan ke publik, saya kira pertama bahwa pimpinan PKS telah melakukan komunikasi dengan Prabowo Subianto sebagai Presiden terpilih Pada pilpres 2024," ujarnya.
Syaikhu mengingatkan, hubungan PKS dengan Ketua Umum Partai Gerindra itu sudah terjalin sejak lama saat Pilpres 2014 dan 2019. "Hubungan PKS dengan Prabowo Subianto sudah terjalin sejak 2019, dan sebelumnya 2014," ungkapnya. (CK-01)