POSKOTA.CO.ID - Narasi kripto dan khususnya Bitcoin di tingkat global menjadi kian memanas baru-baru ini. Hal ini tak lepas dari dominasi yang ditunjukkan Rusia dan Amerika Serikat (AS).
Rusia dan AS berupaya menyesuaikan diri dengan perkembangan cryptocurrency. Juli lalu, ada lonjakan permintaan Bitcoin yang signifikan di AS, yang sebagian besar disebabkan oleh calon presiden AS Donald Trump.
Dukungan Trump terhadap Bitcoin menyoroti rencana AS untuk menjadi pasar dominan untuk kripto.
Terlebih, pengumuman terbaru Rusia yang mengonfirmasi adanya pandangan yang sama antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Donald Trump terhadap Bitcoin.
Namun secara historis, Rusia sempat kontra terhadap kripto. Dua tahun lalu, Rusia memiliki sikap anti Bitcoin yang diwujudkan dalam bentuk proposal untuk melarang penambangan koin terpopuler itu.
Sekarang, laporan baru menunjukkan bahwa Putin telah menandatangani undang-undang baru yang akan membuat penambangan kripto legal di Rusia.
Rusia dan AS sering kali berada di pihak yang berlawanan, sehingga muncul narasi bahwa mereka adalah rival, bukan sekutu.
Namun, tidak demikian saat AS di bawah kepemimpinan Donald Trump. AS saat dipimpinnya memiliki hubungan yang lebih baik dengan Rusia dibandingkan pemerintahan AS yang sekarang.
Keputusan Rusia untuk menerima penambangan kripto menunjukkan adanya keselarasan dengan pesan Trump tentang Bitcoin selama kampanyenya baru-baru ini.
Keselarasan antara ideologi atau opini Putin dan Trump mengenai Bitcoin tentu perlu menjadi catatan besar bagi dunia kripto. Sebab, ini bisa menandakan akan hadirnya iklim yang menguntungkan bagi kripto selama empat tahun ke depan jika Trump memenangkan pemilu AS.
Trump sebelumnya telah menyatakan minatnya untuk mengakhiri konflik di Ukraina, sebuah hasil yang akan semakin meningkatkan sentimen dalam lanskap investasi global.