BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Petani di Desa Sukarahayu, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi, mengeluh lantarah sawah tempat menanam padi mengalami kekeringan akibat kesulitan air.
Warna (40), salah seorang petani mengatakan kekeringan terjadi hampir dua bulan terakhir.
"Ini saja sudah hampir dua bulan kali ada lagi aer. Pendangkalan seperti ini mencari air ya susah. Dari Kecamatan Sukatani, air ya kering dari desa Pisang Batu ya kering, ya bingung petani," kata Warna kepada wartawan, Kamis, 8 Agustus 2024.
Imbas kekeringan tersebut, sawah yang ia garap seluas 2,2 hektare gagal panen. Hasil padi yang ia dapat pun jauh dari kata normal.
"Cuma jadi 4 kuintal, sedangkan modal saya Rp20 juta. Normalnya dua hektare itu hampir 14 ton, sekarang cuma 4 kuintal," ujarnya.
Akibat kekeringan dan krisis air, Warna menyebut padi yang dihasilkan mengalami penurunan kualitas.
"Kualitas padinya ngaruh, kalau kagak ujan ya kagak nyawah," keluh Warna.
Begitupun modal untuk menggarap sawah buat kantong jebol. Hal ini membuat mereka merugi.
"Yang udah bibit 4 hektare udah sebaran umur 25 hari bagaimana ini nasibnya. Udah rugi lagi aja dari benih, traktor, airnya gak ada giliran kita mau nandur (menanam mundur)," tutupnya.
Sementara itu, Pj Bupati Bekasi, Dani Ramdan mengatakan akan mengeluarkan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) pada lahan pertanian yang terancam kekeringan di wilayah Kecamatan Sukatani dan sekitarnya.
"Saya sudah turunkan tim dari SDA untuk survei, mengecek kebutuhan anggarannya, perbaikannya seperti apa, karena belum tersedia anggarannya, untuk irigasi tersier dan sekunder itu baru tahun depan, tapi karena ini keadaan mendesak, kita akan turunkan anggaran BTT (Belanja Tak Terduga)," ucap Dani.