Poster PKS usung Anies Baswedan-Sohibul sebagai Bacagub dan Bacawagub di Pilkada Jakarta. (IG pk_sejahtera).

Opini

Kompetisi Penuh Aksi

Jumat 09 Agu 2024, 07:57 WIB

Soal jegal menjegal pada sebuah kompetisi adalah hal yang biasa, dalam artian menggunakan strategi agar lawan main tidak berhasil memasukkan gol ke gawang sebagaimana pertandingan sepakbola.

Dalam dunia politik, istilah menjegal kerap mencuat. Sebelum gelaran pilpres lalu, misalnya beredar narasi ada upaya menjegal Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden.

Seolah kembali ke situasi jelang pilpres yang lalu, pada pilkada Jakarta mencuat anggapan yang mengesankan adanya upaya menjegal Anies sebagai bakal calon gubernur.

Mencuat anggapan dengan terbentuknya Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, dapat menyulitkan posisi Anis maju pada pilgub Jakarta.

Ini dengan asumsi jika Nasdem dan PKB bergabung ke KIM. Lebih – lebih kalau PKS mencabut dukungan kepada Anies, mengingat batas waktu hingga jelang pendaftaran belum ada kepastian mitra koalisi yang mendukung pasangan Anies – Sohibul Iman.

Seperti diketahui,PKS adalah parpol yang pertama kali mendukung Anies maju pilgub Jakarta berpasangan dengan Sohibul Iman, yang merupakan kader internal PKS.

Duet yang diberi nama AMAN, singkatan dari Anies dan Sohibul Iman hingga kini belum mendapat dukungan dari parpol lain. Mitra koalisi diperlukan, mengingat sedikitnya parpol harus mengantongi  22 kursi di DPRD Jakarta . PKS pemilik 18 kursi, masih perlu dukungan minimal 4 kursi lagi agar bisa mendaftarkan duet AMAN ke pilkada Jakarta.

Parpol tentunya akan realistis menyikapi kondisi yang terjadi. PKS sebagai pemenang pileg di Jakarta dapat kehilangan peluang mengusung kadernya, jika hingga akhir Agustus ini, tidak juga datang dukungan.

Akankah dengan PDIP? Jawabnya masih menjadi misteri. Kalaupun kedua parpol ini bermitra, dapat diduga akan tarik menarik soal posisi calon wakil gubernur.

Akankah pula KIM Plus terbentuk?Jawabnya masih dalam proses. Sekalipun terbentuk, KIM Plus seperti telah diklarifikasi oleh pihak KIM, bukan untuk menjegal Anies. KIM Plus dibentuk bukan hanya untuk pilkada serentak 2024, tetapi demi kemajuan Indonesia ke depan.

Dinamika politik terus berkembang, komunikasi politik sesama parpol masih mencair. Kejutan politik bisa saja terjadi seperti halnya saat pendaftaran pasangan capres – cawapres.

Anies yang ramai diisukan dijegal, nyatanya melenggang berlaga di pilpres. Akankah hal ini akan terjadi di pilkada Jakarta? Jawabnya masih sulit diduga. Politik bukannya matematika, satu ditambah satu sama dengan dua. Politik penuh liku. Dalam kompetisi akan penuh dengan aksi.(*).

Tags:
kompetisiPolitikMenjegalPilkada Jakartabakal calon gubernurKoalisi Indonesia Maju (KIM) PlusPilgub Jakarta

Administrator

Reporter

Ade Mamad

Editor