BEM SI Gelar Unras di Patung Kuda, Tolak RUU Polri dan TNI hingga RUU Penyiaran

Selasa 30 Jul 2024, 19:36 WIB
Mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) saat melakukan aksi bakar spanduk di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (30/7/2024). Dalam aksinya tersebut mereka menolak rencana revisi UU TNI dan Polri untuk selamatkan demokrasi dan nilai-nilai reformasi yang berada pada rezim otoriter Presiden Joko Widodo.Poskota/Ahmad Tri Hawaari

Mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) saat melakukan aksi bakar spanduk di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (30/7/2024). Dalam aksinya tersebut mereka menolak rencana revisi UU TNI dan Polri untuk selamatkan demokrasi dan nilai-nilai reformasi yang berada pada rezim otoriter Presiden Joko Widodo.Poskota/Ahmad Tri Hawaari

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi simbolis di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Juli 2024.

Pantauan di lokasi, puluhan mahasiswa dari beberapa universitas berkumpul di kawasan Patung Kuda. Mereka melakukan aksi teatrikal.

Mahasiswa tampak berorasi hingga membuat semacam kuburan yang menandakan bahwa reformasi selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo telah mati.

Adapun unjuk rasa digelar mulai sekitar pukul 13.00. Hingga pukul 17.52 WIB, puluhan mahasiswa membubarkan diri dengan meninggalkan kuburan yang dibakar.

Ketua BEM Unpad, Fawwaz Ihza Mahendra mrngatakan, unjuk rasa yang digelar dengan tema 'Reformati' hari ini membawa sejumlah tuntutan.

"Pertama, RUU Penyiaran. Kedua, RUU TNI. Ketiga, RUU Polri," kata Fawwaz kepada wartawan di lokasi.

Fawwaz menyebutkan salah satu poin yang ditekankan yaitu soal RUU Polri dan RUU TNI. Ia menilai RUU akan berdampak buruk pada demokrasi Indonesia ke depan.

"Bahkan saya dengar bahwa RUU Polri ini akan segera disahkan dekat-dekat ini.
Ini kan menjadi masalah, kenapa? Semua orang tahu bahwa institusi Polri saat ini merupakan institusi yang paling represif terhadap masyarakatnya. Banyak sekali kasus-kasus seperti penembakan, salah tangkap," bebernya.

Kemudian Fawwaz dan teman-teman mahasiswa juga nenyoroti soal RUU TNI yang dinilai terdapat ambiguitas.

"Yang mana prajurit ini tidak hanya dapat menduduki jabatan sipil yang sudah ditentukan dalam undang-undang sebelumnya, tapi diperluas lagi. Bahkan menginginkan adanya penghapusan bahwa TNI itu boleh berbisnis," ungkapnya.

Lebih lanjut, Fawwaz menyebutkan aksi yang digelar hari ini merupakan aksi simbolis, menindaklanjuti aksi sebelumnya yang belum menemui titik terang.

Berita Terkait
News Update