JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kecemasan adalah emosi yang umum dirasakan oleh banyak orang, akan tetapi jika tidak terkendali bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan kesejahteraan mental.
Data dari Our World in tahun 2018 mencatat bahwa gangguan kecemasan mempengaruhi 284 juta orang di seluruh dunia. Termasuk di Indonesia.
Menurut survei seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, hasil survei Indonesia Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) menunjukkan bahwa remaja usia 10 hingga 17 tahun sering mengalami fobia sosial dan kecemasan sosial.
Sedangkan mengenai faktor yang mengakibatkan gangguan kecemasan berdasarkan penelitian Borwin Bandelow dari University Medical PAFI Center, Jerman, yaitu bisa dipicu oleh berbagai faktor psikososial seperti trauma masa kecil, stres, dan faktor genetik.
Dalam artikel dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga menggarisbawahi bahwa fobia sosial sering kali muncul karena rasa tidak nyaman dan stres dari ekspektasi negatif sosial.
Menyikapi kasus gangguan kecemasan, Psikolog dari Medical Center Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Fatimatuzzakiyah SPsi MPsi, menekankan pentingnya menghadapi kecemasan berlebih dengan strategi yang tepat.
Ia memaparkan ada tiga langkah utama untuk mengatasi kecemasan yang berlebih. Antara lain:
- Langkah pertama adalah mengakui keberadaan kecemasan sebagai langkah awal untuk memahami dan mengelolanya.
- Mengajukan pertanyaan kritis terhadap pikiran-pikiran yang menyebabkan kecemasan, untuk membedakan antara kekhawatiran yang beralasan dan yang tidak.
- Identifikasi langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mengatasi kecemasan, serta menyadari apa yang dapat dikendalikan dan apa yang tidak.
Ketiga tahap tersebut menurutnya dapat menjadi antisipasi dan pertolongan pertama untuk mengatasi kecemasan yang sewaktu-waktu timbul.