JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Bertemunya lima cendikiawan muda Nahdatul Ulama (NU) dengan Presiden Israel Isaac Herzog dinilai sebagain pihak memang sudah diagendakan sebelumnya. Bahkan pertemuan itu disebut-sebut sebagai salahsatu agenda besar dari penguasa saat ini.
Hal itu diungkapkan pegiat media sosial Stefan Antonio dalam cuitannya melalui akun X pribadinya. "Rasanya benar dong ya, yang dibocorin Mas Alifurrahman .. Ada 3 Agenda besar Elit Penguasa yang akan diwujudkan segera ??!
📌 Melegalkan Judi dan Judol
📌 Melegalkan Prostitusi (Red District)
📌 Membuka hubungan kerjasama dengan Israel," tulis Stefan.
Bahkan pemerintah yang beberapa waktu lalu memberikan konsesi tambang kepada Ormas yang akhirnya diambil oleh NU itu menjadi salahsatu rencana besarnya.
"Dan Garda Terdepan Penghalang Terbesar terwujudnya 3 Agenda besar itu l.
"Udah dikasi Konsesi Tambang"
Cantik benar cara main Penguasa kita ya Gaess
Apa benar demikian ??
@nu_online
@NUgarislucu," tambahnya.
Untuk itu, Stefan pun berharap NU tetap dijalur yang lurus dan tidak tersandera oleh kepentingan penguasa.
"Kami tetap berharap NU dan Ormas Keagamaan Besar tetap menjadi penjaga Alhlaq dan Adab Bangsa ini
Jangan mau dibujuk rayu Penguasa dengan iming-iming apapun .. Yang bisa berujung "tersandera" kepentingan Penguasa," harapnya.
Stefan pun turut membagikan link YouTube Alifurrahman yang membahas seputar konsesi tambang tersebut. Dalam video YouTube dengan judul Alifurrahman: BUJUK RAYU TAMBANG UNTUK LEMAHKAN NU? pada channel Seword TV tersebut.
Berdasarkan penelusuran Poskota, kelima cendekiawan muda NU itu diantaranya Dr. Zainul Maarif, Izza Annafisah Dania, Gus Syukron Makmun, Munawar Aziz, dan Nurul Bahrul Ulum.
Sebelumnya Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Savic Ali mengelak bahwa kunjungan mereka itu mewakili PBNU.
Savic menegaskan, kunjungan kelima warga NU tidak atas nama organisasi. PBNU juga belum mengetahui atas dukungan pihak mana mereka berangkat ke Israel. “Kemungkinan kunjungan mereka atas nama pribadi. Kita tidak tahu tujuannya apa dan siapa yang mensponsorinya. Ini tindakan yang disesalkan,” kata Savic dikutip Poskota dari website resmi NU, Senin 15 Juli 2024.
Savic pun menyesalkan lima Nahdliyin yang bertemu Presiden Israel Isaac Herzog. Kunjungan itu dinilai sebagai tindakan orang yang tak memahami geopolitik, tak mengerti kebijakan NU secara organisasi, serta perasaan seluruh warga NU.