POSKOTA.CO.ID - Pakar keuangan yang juga investor, Robert Kiyosaki, mengungkap salah satu jenis investasi yang enggan dia sentuh. Padahal jenis investasi ini berkaitan dengan aset kripto yang selama ini didukungnya.
Ternyata, meski menjadi salah satu investor Bitcoin, penulis buku keuangan terlaris 'Rich Dad Poor Dad' itu enggan menyentuh ETF Bitcoin, dikutip dari laman Finbold, Jumat, 12 Juli 2024.
ETF mengacu pada kumpulan atau gabungan dari beberapa produk investasi yang dikelola oleh manajer investasi. Modelnya mirip reksadana.
ETF Bitcoin sendiri telah disetujui pada Januari 2024 lalu di Amerika Serikat. Namun Kiyosaki memiliki sikap negatif terhadap ETF Bitcoin.
Bahkan dia menyebut tidak akan pernah berinvestasi di ETF mana pun. Menurut Kiyosaki, ETF sejatinya adalah palsu. Ungkapan ini dia maksudkan sebagai kritik yang juga sering ia lontarkan terhadap mata uang fiat.
Dalam penjelasan singkat yang dibagikan di akun X pribadinya, dia mengungkapkan, alasan mengapa dia menolak investasi pada ETF, karena, sebagai contoh, ETF emas dapat menjual 1 ons emas 100 kali lipat dan lebih banyak lagi melalui 1 ETF.
Kiyosaki lebih menyarankan masyarakat agar berinvestasi pada Bitcoin secara langsung sehingga tidak perlu melalui ETF Bitcoin.
Selain Bitcoin, dia juga merekomendasikan pembelian emas dan perak, terlebih di tengah krisis terjadi.
Dia juga telah berulang kali mengeluarkan seruan kepada investor untuk meninggalkan apa yang disebutnya 'penipuan'. Ini mengacu pada uang fiat. Adapun sarannya adalah langsung berinvestasi pada BTC (Bitcoin), emas dan perak.
Kiyosaki juga membeberkan saat ini dia masih memiliki aset kripto secara langsung, bukan melalui ETF Bitcoin. Menurutnya, Bitcoin menjaga nilainya dengan sangat aman jauh dari bank dan bankir Wall Street.
Adapun harga Bitcoin saat ini berhasil menghindari penurunan drastis di bawah 60 ribu dolar AS. Pihak yang paling khawatir atas kondisi ini adalah para trader yang bermain untuk jangka pendek.
Kekhawatiran semakin dipicu oleh peristiwa-peristiwa yang tidak terduga yang akan membuat pemerintah Jerman dan AS serta bursa mata uang kripto Mt. Gox yang sudah jatuh, siap melepas Bitcoin alias BTC dalam jumlah besar ke pasar kripto.
Meskipun konvergensi tersebut tampak tidak disengaja, beberapa anggota komunitas menafsirkannya dengan nada yang sedikit bersifat konspirasi.
Bitcoin telah jatuh hampir sepanjang Juni dan berada di zona merah sebesar 9,73% dalam 30 hari terakhir.
Namun perlu diperhatikan, tren harga Bitcoin yang turun saat ini masih kalah dengan kinerja aset kripto terpopuler tersebut dalam jangka panjang, karena telah meningkat sekitar 45% sejak 2 Januari 2024. Bahkan lebih mengesankan yaitu 101,81% dalam 12 bulan terakhir.
Dapatkan berita pilihan editor dan informasi menarik lainnya di saluran WhatsApp resmi Poskota.co.id. GABUNG DI SINI