PPDB di Garut Diduga Bermasalah, Orang Tua Siswa Ungkap Adanya Sindikat Pendidikan

Senin 08 Jul 2024, 19:45 WIB
Ilustrasi. Salah satu ruangan PPDB di salah satu sekolah di Kota Bekasi. (Dok  Poskota/ Ihsan).

Ilustrasi. Salah satu ruangan PPDB di salah satu sekolah di Kota Bekasi. (Dok Poskota/ Ihsan).

GARUT, POSKOTA.CO.ID – Salah satu orang tua siswa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, merasa bingung dengan alur Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Pria dengan nama samaran Asep ini mengeluhkan anaknya dipersulit untuk masuk sekolah favorit.

Meskipun anaknya telah menerima surat kelulusan dari salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) favorit, ia merasa dipersulit oleh kelompok yang ia sebut sebagai sindikat pendidikan.

Menurut Asep, dirinya mengikuti seluruh prosedur PPDB tanpa melibatkan sindikat tersebut.

Anaknya pun dinyatakan lulus masuk ke SMA favorit di Garut. Namun masalah muncul setelahnya.

"Saya ditelpon pihak SMP dan disuruh menghadap salah satu guru di SMA. Mereka bilang anak saya ada masalah, tapi tidak dijelaskan apa masalahnya," kata Asep Senin 8 Juli 2024.

Dia merasa heran, karena jika memang ada masalah, anaknya seharusnya tidak dinyatakan lulus. Ia telah menerima surat kelulusan tetapi masih dinyatakan bermasalah. 

Karena merasa ada gelagat tidak baik, Asep menolak mengikuti arahan pihak SMP.

Akibatnya, anaknya tidak bisa daftar ulang ke SMA yang dituju karena hanya memiliki surat kelulusan tanpa bisa mengambil map pendaftaran.

Masalah ini kemudian berlarut-larut karena ia tidak menggunakan jalur sindikat pendidikan yang terkait dengan sekolah anaknya.

Dari penelusuran yang dia lakukan, Asep menemukan beberapa orang dari SMP dan SMA yang terlibat dalam sindikat tersebut, termasuk guru dan operator sekolah.

"Inisialnya GB, TI, CE dari SMP dan RU serta SE dari pihak SMA. Mereka berperan mulai dari melobi orang tua siswa, mengkondisikan di SMA yang dituju, hingga mengotak-atik nilai agar bisa lolos," sebutnya.

Karena masalah ini, dia memutuskan untuk sementara tidak menyekolahkan anaknya.

"Saya tidak mau tunduk pada sistem pendidikan yang diatur oleh sindikat yang mencari keuntungan dari peserta didiknya," katanya.

Terpisah, Ketua Unit Satuan Tugas Sapu Bersih (Saber) Pungutan Liar (Pungli) Garut, Kompol Dhoni Erwanto, mengatakan bahwa pihaknya belum menerima laporan resmi dari masyarakat terkait permasalahan PPDB yang dialami orang tua siswa tersebut. 

Namun, Wakapolres Garut ini menjelaskan bahwa pihaknya sudah menerima dua informasi lain dari masyarakat dan sedang dalam proses penyelidikan.

"Sampai hari ini, kami tim Saber Pungli belum menerima laporan resmi dari masyarakat terkait masalah di sekolah-sekolah. Tapi ada info yang masuk dan akan kita tindak lanjuti kebenarannya, terkait yang pertama zonasi kedua masih dalami kaitan dengan masuknya ke salah satu sekolah itu menggunakan uang," kata Dhoni. 

Ia mengatakan, pihaknya segera melakukan penyelidikan yang hasilnya akan ditindaklanjuti pihak Saber Pungli. 

“Hasil penyelidikan nanti akan menjadi pembahasan Satgas Saber Pungli. Termasuk berkaitan dengan hukuman untuk pelakunya,” tandasnya.

Berita Terkait

News Update