PANDEGLANG, POSKOTA.CO.ID - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Pandeglang mencatat 22 ribu hektare sawah tadah hujan di Pandeglang terancam mengalami kekeringan.
Pasalnya, saat ini, Pandeglang memasuki peralihan musim dari penghujan ke kemarau, sehingga berpotensi mengakibatkan kekeringan pada sawah tadah hujan.
"Sesuai informasi dari BMKG, bahwa kita sudah memasuki musim kemarau. Maka kami akan melakukan berbagai upaya dalam mengantisipasi kekeringan dampak kemarau itu," kata Kepala DPKP Pandeglang, M. Nasir Daud pada Senin, 24 Juni 2024.
Ia mengkhawatirkan tanaman padi petani yang baru ditanam terdampak kekeringan dan mengalami gagal tanam. Oleh karena itu, pihaknya meminta berbagai pihak mengerahkan bantuan mobilisasi pompanisasi.
"Dari data kita, ada sekitar 22 ribu hektar yang merupakan lahan sawah tadah hujan. Ketika musim kemarau, maka jadi ancaman bagi tanaman padi petani di area sawah tadah hujan itu," ucapnya.
Dalam menghadapi musim kering ini lanjut Nasir, pihaknya pun tengah mempersiapkan sistem irigasi perpompaan, dengan harapan sarana dan prasarana tersebut sudah berjalan pada bulan Agustus 2024.
"Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila terjadinya kekurangan air pada lahan sawah tadah hujan maka bisa terbantu dengan sarana pompa air itu," ujarnya.
Selain itu, DPKP Pandeglang juga telah berkoordinasi dengan seluruh Babinsa, petugas Provinsi, dan Pusat, untuk membantu para petani dalam menghadapi musim kemarau tersebut.
"Kami berharap juga para petani yang sudah dibantu dengan sarana pompa air, dapat dimanfaatkan dengan baik supaya sawah mereka tidak kekeringan," harapnya.
"Kami juga sudah rapat koordinasi dengan para Babinsa, agar semua potensi pompa yang ada baik eksisting maupun yang sudah kita bagikan itu bisa dioptimalkan di lapangan," sambungnya.
Sementara, salah seorang petani di wilayah Kecamatan Pagelaran, Enong mengaku, memang sawah di wilayahnya banyak sawah tadah hujan. Tapi saat ini masih ada sumber air meski sudah mulai mengecil.