Dalam berbagai kegiatan, lazimnya, penyelenggara menampilkan figur menarik untuk menyita perhatian publik. Biasanya figur yang menarik itu ditempatkan di bagian depan, sebagai etalase, misalnya untuk menyambut kehadiran tamu undangan atau menarik orang lain untuk memasuki pameran.
"Jika di depan terdapat figur menarik, orang yang lalu lalang setidaknya melirik ya," kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
"Itu sih ungkapan pengalaman pribadi," sindir Yudi.
"Pribadi saya, pribadi kalian juga. Nggak usah mengelak, itu manusiawi. Itulah sebabnya tampilan depan, etalase dibikin semenarik mungkin dengan menampilkan figur-figur menarik di front office," urai Heri.
"Semua kegiatan perlu menghadirkan figur menarik untuk meraih sukses. Jika dalam pilkada, sebagai upaya untuk meraih kemenangan," tambah mas Bro.
"Kalau dalam Pilkada yang ditampilkan bukan figur menarik bagaimana orang akan melirik. Jika melirik pun ogah, bagaimana akan datang ke TPS untuk mencoblosnya," kata Heri.
"Itulah sebabnya sejumlah KPUD meminta agar parpol mengusung pasangan calon kepala daerah (cakada) dari figur yang menarik," kata mas Bro.
"Tujuannya, untuk meningkatkan partisipasi pemilih, mengingat di sejumlah daerah, termasuk Denpasar Bali, tingkat partisipasi pemilih terus merosot dari pilkada ke pilkada," tambah mas Bro.
"Cuma figur menarik dalam menggelar pameran, tentu beda dengan figur menarik dalam konteks pilkada," kata Yudi.
"Kriteria figur menarik sebagai calon kepala daerah bisa seabrek. Kriterianya cukup beragam. Bukan sebatas tampilan luar – performance sesaat, tetapi tampilan secara menyeluruh," jelas Heri.
"Figur menarik sebagai calon kepala daerah (cakada) setidaknya memiliki ‘empat tas’," kata mas Bro.