JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kebiasaan ngemil es batu mungkin terdengar aneh bagi sebagian orang, tetapi bagi sebagian lainnya, ini adalah kebiasaan yang menyenangkan dan menyegarkan.
Namun, tahukah kamu bahwa kebiasaan ini bisa menjadi tanda dari kondisi kesehatan yang serius? Artikel ini akan membahas fakta-fakta di balik kebiasaan mengunyah es batu dan hubungannya dengan kondisi kesehatan tertentu.
Apa Itu Kebiasaan Ngemil Es Batu?
Mengunyah atau ngemil es batu, dalam istilah medis dikenal sebagai "pagophagia", adalah salah satu bentuk dari pica, yaitu gangguan makan yang ditandai dengan keinginan untuk mengonsumsi benda-benda yang tidak lazim, seperti tanah, kertas, atau es batu.
Meskipun mengunyah es batu mungkin tampak tidak berbahaya, namun kebiasaan ini justru bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang mendasarinya. Salah satu penyebab utama dari pagophagia adalah anemia defisiensi besi.
Anemia defisiensi besi terjadi ketika tubuh kekurangan zat besi, yang merupakan komponen penting dalam produksi hemoglobin – protein dalam sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Ketika kadar zat besi dalam tubuh rendah, kemampuan darah untuk membawa oksigen berkurang, yang dapat menyebabkan berbagai gejala seperti kelelahan, kelemahan, dan sesak napas.
Penelitian menunjukkan bahwa mengunyah es batu dapat meningkatkan kewaspadaan dan konsentrasi pada individu dengan anemia defisiensi besi. Hal ini diduga karena es batu dapat membantu meningkatkan aliran darah ke otak, memberikan sensasi kesegaran yang sementara dapat mengurangi gejala kelelahan yang dialami oleh penderita anemia.
Tanda dan Gejala Anemia Defisiensi Besi
Selain kebiasaan mengunyah es batu, beberapa tanda dan gejala anemia defisiensi besi meliputi:
- Kulit pucat
- Kelelahan ekstrem
- Sesak napas
- Sakit kepala atau pusing
- Tangan dan kaki dingin
- Radang atau nyeri pada lidah
- Kuku rapuh atau berbentuk sendok
Jika kamu atau orang di sekitarmu mengalami gejala-gejala tersebut, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Cara Mengobati Anemia Defisiensi Besi
Mengatasi anemia defisiensi besi biasanya melibatkan peningkatan asupan zat besi melalui diet atau suplemen. Makanan yang kaya zat besi meliputi daging merah, ayam, ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau.
Dokter mungkin juga meresepkan suplemen zat besi jika diperlukan. Selain itu, penting untuk mengidentifikasi dan menangani penyebab yang mendasari kekurangan zat besi, seperti perdarahan kronis atau kondisi medis lainnya.