POSKOTA.CO.ID - Salah satu orang terkaya di dunia, Warren Buffett, membagikan tips kaya dengan investasi saham yang tepat. Kebijaksanaan dan wawasannya telah berperan penting menginspirasi banyak orang menuju bebas finansial.
Dari Buffett, ada nasihat dan prinsip bijak yang telah melambungkan Buffett ke status miliarder. Berikut 5 hal yang selalu Buffett lakukan untuk menjadi cepat kaya.
1. Investasi Sejak Dini
Mulailah mengumpulkan kekayaan sesegera mungkin. Prinsip ini berasal dari konsep compounding, yang menurut Buffett adalah kunci kekayaannya. Ini melibatkan perolehan laba atas pendapatan investasi Anda, yang menghasilkan pertumbuhan eksponensial seiring berjalannya waktu.
Semakin dini Anda mulai berinvestasi, semakin banyak waktu yang Anda investasikan untuk digabungkan. Tentu ini akan menghasilkan pertumbuhan yang signifikan.
Dia menekankan, waktu sangatlah penting. Menurutnya, jika Anda berinvestasi sejak dini dalam pendidikan Anda dan mengumpulkan pengetahuan yang berkembang, maka dapat mencapai hasil yang luar biasa di masa depan.
2. Memahami Prinsip Akuntansi
Buffett menyoroti pentingnya memahami prinsip-prinsip akuntansi. Sebagai bahasa bisnis, prinsip-prinsip ini memberikan wawasan yang sangat berharga mengenai nilai dan kemajuan perusahaan. Ini adalah titik awal yang penting untuk mengevaluasi bisnis.
3. Main Saham dan Selektif Pilih Saham
Buffett sangat selektif dalam memilih jenis saham. Dia pasti melakukan penelitian secara ekstensif terhadap saham-saham yang dinilainya potensial.
Dan ingat, Buffett hanya memilih sedikit saham untuk diinvestasikan. Filosofi yang selalu dia pegang teguh adalah sangat selektif dalam memilih di mana akan menginvestasikan modal.
Buffett menyarankan untuk berinvestasi pada perusahaan yang sudah terbukti dan dapat diandalkan dibandingkan perusahaan yang berisiko dan belum teruji.
Ia memegang saham di perusahaan ternama seperti Coca Cola, Johnson & Johnson, dan Proctor & Gamble.
4. Hindari Hutang Perguruan Tinggi yang Berlebihan
Buffett memperingatkan tentang beban keuangan pendidikan perguruan tinggi. Ia percaya bahwa nilai yang diperoleh dari pendidikan lanjutan lebih bergantung pada individu dibandingkan pada sekolah.