JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wahana Visi Indonesia (WVI) melalui proyek Increasing The Leverage of Inclusive Market Across Indonesia (INCLUSION) membantu meningkatkan produksi jagung para petani rentan di sejumlah desa di Lore Tengah, Kab. Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng). Proyek tersebut juga bertujuan menyejahterakan anak.
Fantri (35),salah satu petani perempuan di Desa Doda, Lore Tengah mengaku, jumlah hasil produksi jagung dari kebunnya meningkat setelah menerima pendampingan dari proyek inklusi WVI tersebut pada 2022 lalu.
“Dulu paling tinggi (hasil panen jagung) 3,5 ton dengan lahan lebih dari 1 hektare. Tapi setelah kenal dengan WVI, Alhamdulillah meningkat hasilnya. Kemarin panen dengan benih 6 kilo, saya dapat (jagung) 4,1 ton,” kata Fantri pada Sabtu, 1 Juni 2024.
Kenalkan Bibit Unggul
Perempuan yang berprofesi sebagai petani kurang lebih selama 15 tahun itu menjelaskan bahwa WVI memberikan pendampingan bertani jagung mulai dari pemilihan bibit, metode menanam, perawatan, hingga cara panen yang baik.
“Yang diperkenalkan WVI itu bibitnya unggul, cara perawatan, cara menanam dengan cara panen yang baik dan saya sudah buktikan juga,” ujar dia.
“Kalau sekarang saya (tanam benih jagung) pakai jaraknya 80-60, kalau kemarin saya belum tahu jarak tanam bahkan sistem legowo saya tidak tahu sama sekali. Tapi setelah setelah mengenal WVI mereka perkenalkan cara tanam,” lanjutnya.
Hal serupa juga dirasakan oleh petani perempuan lainnya yakni Eta Dewysamentara asal Desa Hanggira, Lore Tengah.
Ia mengatakan hasil panen jagungnya meningkat setelah mengenal metode tanam dan rekomendasi bibit unggul rekomendasi WVI.
Eta menjelaskan, sebelumnya ia menggunakan benih lokal sebesar 3 Kg pada lahan kebun seluas hampir 1 hektar miliknya untuk menghasilkan 500 Kg dalam satu kali panen.
Setelah mengenal WVI, ia mampu panen jagung mencapai 570 Kg hanya melalui 1 Kg benih atau bibit unggul hibrida saja.
“Sejak bertani, kami belum kenal (bibit) hibrida ini, lalu masuk WVI barulan saya kenal. Kalau (bibit) lokal itu tidak terlalu bagus (hasil panennya) dan penjualan agak rewel,” ujar Eta.
Hasil Panen untuk Kesejahteraan Anak
Kedua petani perempuan tersebut juga mengatakan, hasil panen tersebut mampu meningkatkan ekonomi keluarganya sehingga berdampak baik terhadap kesejahteraan anak khususnya bidang pendidikan.
“Pendapatan ini paling utama untuk anak sekolah dan kebutuhan rumah tangga,” kata Fantri.
Sedangkan, Eta menceritakan dirinya bisa membeli sebuah ponsel untuk kebutuhan belajar anaknya yang tengah menempuh pendidikan di perguruan tinggi melalui hasil panen bibit hibrida kedua setelah mengikuti sosialisasi dari WVI.
“Hasilnya saya belikan lagi bibit (hibrida) 2 kilo dan belikan HP sesuai janji saya kepada WVI karena HP-nya dibelikan untuk anak kuliah,” kata Eta.
Team Leader INCLUSION Project WVI Sulteng, Kristian Edi Suseno menyampaikan, angka kemiskinan profesi petani merupakan paling tinggi di Sulteng dibanding profesi lainnya.
Maka dari itu, INCLUSION hadir untuk membantu meningkatkan pendapatan para petani tersebut.
Menurut Edi, dengan cara memberi pendampingan praktik sebagai petani jagung yang baik juga mampu meningkatkan kesejahteraan anak di kemudian hari.
“Kita kan sebenarnya mengarahkan proyek ini untuk mencapai peningkatan pendapatan petani miski."
Jadi, kalau petani bisa meningkat pendapatannya melalui praktik petani jagung yang baik, harapannya pendapatan itu dapat berdampak untuk kesejahteraan anak, untuk biaya pendidikan, kesehatan, dan lain-lain,” ujar Edi.
Kemudian Edi menuturkan bahwa kemiskinan yang terjadi pada petani di Sulteng ini terjadi akibat hasil produktivitas lahan jagung yang dikelola para petani ini tidak mencapai target nasional.
Umumnya, produktivitas petani jagung setidaknya menghasilkan 7 ton per herktare dari lahan yang tersedia. Namun, di Lore Tengah sendiri pada kala itu hanya menghasilkan paling besar 3 ton.
Selain itu, Edi juga menyebutkan, proyek yang sedang digarapnya ini menyasar ke kelompok-kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, hingga penyandang disabilitas.
Sebagai informasi tambahan, proyek INCLUSION tersebut dimulai pada tahun 2022 dan berakhir pada 2027 mendatang.