JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - VAR (Video Assistant Referee) memulai debut di Liga 1 Indonesia dalam laga Bali United versus Persib Bandung pada ajang Championship Series, 14 Mei 2024 lalu.
Kehadiran VAR di Liga 1 disambut antusias oleh para suporter karena dianggap menjadi salah satu solusi dari masih seringnya terjadi keputusan-keputusan kontroversial.
Namun, di saat VAR sedang ramai-ramai diperbincangkan di Liga 1, di Liga Inggris justru teknologi bantuan wasit ini sedang dikecam dan ada wacana akan dihapuskan.
Sejumlah klub Premier League saat ini tengah mengupayakan peniadaan VAR di Liga Inggris.
Dikabarkan, penggagas ide untuk menghapus VAR di Liga Inggris adalah Wolverhampton, klub yang bermarkas di Molineaux tersebut bahkan sudah mengajukan Surat Pengajuan kepada pihak Premier League.
Menariknya, surat yang dikirim Wolves telah diterima dan akan dibahas dalam agenda Rapat Umum Tahunan pada 6 Juni mendatang.
Dikutip dari unggahan @davidornstein, jurnalis The Athletic, syarat agar bisa VAR dihapuskan adalah harus adanya suara setuju sebanyak 2/3 atau 14 dari 20 klub peserta Premier League.
Adapun sejumlah alasan yang dikemukakan Wolverhampton dalam surat yang dikirim ke Premier League agar VAR dihapus musim depan antara lain:
- Berkurangnya dampak pada selebrasi gol dan reaksi spontan yang seharusnya menjadikan sepak bola istimewa.
- Frustrasi dan kebingungan di dalam stadion karena pemeriksaan VAR yang lama dan komunikasi yang buruk.
- Suasana yang lebih tidak bersahabat diiringi dengan protes, cemoohan terhadap lagu Premier League dan nyanyian menentang VAR.
- Melampaui tujuan awal VAR untuk mengoreksi kesalahan yang jelas dan nyata, sekarang terlalu banyak menganalisis keputusan subjektif dan mengorbankan fluiditas dan integritas permainan.
- Berkurangnya akuntabilitas ofisial di lapangan, karena jaring pengaman VAR, menyebabkan terkikisnya otoritas di lapangan.
- Kesalahan yang terus berlanjut meskipun ada VAR, dimana suporter tidak dapat menerima kesalahan manusia setelah beberapa kali menonton dan memutar tayangan ulang, sehingga merusak kepercayaan diri dalam standar wasit.
- Terganggunya tempo cepat Premier League dengan pemeriksaan VAR yang panjang dan tambahan waktu yang lebih banyak, menyebabkan pertandingan berjalan terlalu lama.
- Wacana yang terus-menerus mengenai keputusan VAR seringkali membayangi pertandingan itu sendiri, dan mencoreng reputasi liga.
- Terkikisnya kepercayaan dan reputasi, dengan VAR yang memicu tuduhan korupsi yang tidak masuk akal
Akankah VAR yang sudah diterapkan di Liga Inggris sejak 2019 tersebut dicabut atas pengaduan tersebut? (*)