JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Aston Villa, Girona, Bologna, dan Stuttgart adalah beberapa tim kuda hitam yang sudah memastikan diri lolos ke ajang Liga Champions Eropa musim depan.
Keempatnya mampu tampil impresif dan konsisten sepanjang musim ini hingga mampu finis di zona Liga Champions di liganya masing-masing.
Tim-tim kuda hitam tersebut berhasil merusak peta persaingan klub-klub besar di papan atas pada musim ini.
Namun, jika flashback ke belakang, bukan kali pertama Liga Champions Eropa disusupi klub kuda hitam.
Bahkan dalam sejarahnya, ada beberapa klub yang dianggap medioker, tetapi mampu melangkah jauh di kompetisi kasta tertinggi Eropa tersebut.
Berikut adalah 7 tim kuda hitam yang pernah membuat kejutan di sejarah ajang Liga Champions Eropa.
1. AS Monaco
Siapa yang tak terkejut dengan sepak terjang sensasional klub Prancis ini di Liga Champions musim 2003/2004?
Sejumlah klub top seperti Real Madrid dan Chelsea bahkan dipaksa mundur untuk memuluskan langkah tim kuda hitam ini lolos ke partai final.
Lolosnya Monaco ke laga pamungkas final Liga Champions musim itu juga jadi sejarah baru bagi tim yang saat itu dilatih oleh Didier Deschamps.
Sayangnya di partai final menghadapi sesama kuda hitam, Porto, mereka kalah telak 0-3.
Meski begitu, kegemilangan Monaco musim 2003/2004 kemudian melahirkan bintang-bintang ternama seperti Patrice Evra, Ludovic Giuly, dan Emmanuel Adebayor di samping nama-nama senior seperti Fernando Morientes dan Dado Prso.
Nahas, 7 musim setelah itu, Monaco terdegradasi dari Liga Utama Perancis akibat ketidakstabilan tim menjaga kesehatan finansial yang berdampak kepada kualitas pemain dan permainan.
2. Deportivo La Coruna
Saat kebanyakan orang hanya mengenal Real Madrid dan Barcelona sebagai penguasa Spanyol, La Liga 2000/2001 pernah menghasilkan kejutan dengan Deportivo La Coruna sebagai juaranya.
Anak asuh Javier Irrureta tersebut bahkan dua kali mencapai perempat final Liga Champions pada periode itu di musim 2000/2001 dan 2001/2002.
Sejumlah pemain yang akhirnya semakin dikenal seperti Roy Makaay, Diego Tristan hingga Walter Pandiani ini pun sanggup melangkah sampai babak semifinal Liga Champions 2003/2004.
Sayang, siring tak tertandinginya Madrid-Barca di era 2010-an, Deportivo nyaris lenyap dari popularitas.
Klub yang bermarkas di Estadio Riazor itu bahkan mengalami kebangkrutan tahun 2013 yang mengakibatkan mereka kini hanya jadi klub papan tengah La Liga.
3. Oympique Lyon
Sebelum adanya kekuatan PSG, Liga Perancis terlebih dulu diwakili Lyon di pentas Eropa pada periode 2000 hingga 2010-an.
Lyon yang memang mendominasi Ligue 1 saat kurun waktu tersebut, juga mampu menjadi kuda hitam di panggung Liga Champions.
Bersama Juninho Pernambucano, Lyon tiga kali berturut-turut melangkah sampai babak perempatfinal dari 2003/2004.
Lyon bahkan mencapai semifinal Liga Champions 2009/2010, satu musim usai ditinggal Karim Benzema.
Sayangnya, seiring dominasi PSG yang tak henti-hentinya belanja pemain bintang, meredupkan nama Lyon sebagai salah satu tim yang bernah bersinar di ajang Eropa.
4. Valencia
Dua kali mencapai final, dua kali Valencia harus puas hanya menjadi runner-up Liga Champions musim 1999/2000 dan 2000/2001.
Valencia era kepaltihan Hector Cuper itu memang begitu superior bersama bintang-bintang pada masanya seperti Gaizka Mendieta, Santiago Canizares, Pablo Aimar, hingga John Carew.
Sayangnya, Valencia yang kerap menghasilkan bibit-bibit pemain top ini semakin kehilangan pamornya, baik di La Liga apalagi Liga Champions.
Masalah finansial, pergantian kepemilikan, hingga sering dicomotnya para pemain muda mereka membuat klub berlogo kelelawar ini sudah kehilangan status tim hebat.
5. Bayer Leverkusen
Bicara final Liga Champions musim 2001/2002, mungkin yang identik lebih diingat adalah gol tendangan volly Zinedine Zidane.
Akan tetapi, satu yang sering luput dari ingatan adalah perjalanan Bayer Leverkusen pada musim itu.
Leverkusen yang mesikipun kalah di final kala itu, sukses mengisi wakil Bundesliga ketika Bayern Munchen di musim itu yang juga sebagai juara bertahan, tersingkir di perempatfinal.
Leverkusen kala itu juga menghasilkan sejumlah pemain top seperti Michele Ballack, Lucio, Ze Roberto, hingga Dimitar Berbatov.
Musim depan, Leverkusen kembali ke pentas ini dengan napas baru setelah musim ini tampil superior dengan tak pernah tersentuh kekalahan di semua ajang.
6. Leeds United
Sebelum klub-klub Inggris mencapai kejayaan dan popularitasnya di di pertengahan 2000 hingga sekarang, Leeds pernah lebih dulu melakukan hal itu.
Diperkuat pemain-pemain seperti Mark Viduka, Harry Keewel, hingga Alan Smith, Leeds pernah menjadi tim kuat baik di Liga Inggris maupun Liga Champions.
Musim 2000/2001 mereka selangkah lagi mencapai final andai tidak kalah dari Valencia. Lebih jauh lagi, dalam sejarahnya mereka pernah mencapai final di Liga Champions 1974/1975.
Nahasnya, kini Leeds sudah benar-benar tidak ternasuk lagi ke dalam jajaran top elit Liga Inggris.
Kebangkrutan pada 2004 menjadi awal hancurnya prestasi Leeds yang kemudian harus lama mendekam di divisi 2 setelah terdegradasi.
7. Villarreal
Tim berjuluk Kapal Kuning tersebut memiliki cukup banyak sejarah manis di Liga Champions kendati belum berhasil sampai di partai final.
Villarreal dua kali sanggup mencapai babak semifinal seperti musim 2021/2022 ini yang di antaranya sukses menundukan tim-tim kuat seperti Juventus dan Bayern Muenchen.
Seblumnya pada 2005/2006 juga lebih dulu merangkai langkah serupa dengan berhasil mengalahkan Inter Milan di perempat final.
***